SULTRAKINI.COM: KENDARI – Tradisi ‘ngopi’ saat ini sudah menjadi tren dan gaya hidup masyarakat Indonesia. Tak dapat dipungkiri, kebiasaan yang dulu hanya dilakukan oleh para bapak, kini menjadi istilah yang melekat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para anak muda.
Seperti di kota besar lainnya di Indonesia, berkembangnya tradisi ngopi di kalangan kaum urban perkotaan membuat kedai kopi ramai bermunculan, termasuk di Kota Kendari. Olehnya itu tak heran, kedai kopi bisa dengan mudah ditemukan di kota ini.
Tak hanya menawarkan berbagai menu racikan kopi, beragam kedai yang ada juga menawarkan konsep unik dan berbeda untuk pengunjung. Salah satu Kedai yang cukup direkomendasikan untuk dikunjungi di Kota Kendari, yakni Triple A Cafe.
Kedai kopi yang berada dalam kawasan Kendari Town Square (Ktoz) ini menghadirkan sensasi ngopi yang berbeda dengan kedai lainnya. Ditempat ini, setiap gelas kopi yang disuguhkan berasal dari biji kopi yang digiling manual oleh Barista.
“Kami memang tidak menggunakan kopi instan seperti di kedai lainnya, tapi digiling manual menggunakan Grinder untuk mempertahankan rasa kopinya yang asli,” jelas Barista Triple A Kafe, Agus Setyo, Rabu (13/7/2016) malam.
Mantan Barista di sejumlah kedai Kopi terkenal ini juga menceritakan, untuk di Kota Kendari masih jarang kedai kopi yang menggiling kopinya secara manual, diantaranya hanya kedai kopi besar. Menurutnya, ini karena peralatannya yang digunakan memang cukup mahal serta bahan baku biji kopinya yang juga tidak mudah didapatkan.
“Kalo kami membelinya secara online ke penyedia biji kopi yang terpercaya, jadi bukan dibeli lokal,” tutur Tyo sapaan akrab Agus Setyo.
Kata tyo, selain alasan peralatan, sulinya menemukan kedai kopi di Kota kendari yang menyuguhkan racikan kopi langsung dari bijinya juga karena proses penyeduhannya terbilang rumit. Untuk mendapatkan rasa kopi yang pas dan khas, biji kopi yang telah digiling tidak diseduh dengan hanya mengandalkan panasnya air, tapi harus diperhatikan suhu serta durasi seduhnya.
Berkesempatan mengunjungi cafe yang telah tiga bulan berdiri ini, awak media SULTRAKINI.COM memesan Kopi Gayo, sebuah racikan kopi terkenal khas aceh yang ada dalam puluhan daftar menu makanan dan minuman yang disuguhkan di Triple A Cafe.
Tak hanya merasakan sensasi pahit kopinya, awak media ini pun diberikan kesempatan untuk menyaksikan langsung pembuatannya. Sang Barista menggiling kopi dengan Grinder yang lalu ditaruhnya dalam teko kaca kecil, yang disebutnya Frech Press.
Gerinder yakni sebuah alat berbentuk kotak dengan tangkai pemutar diatasnya, serta dilengkapi dengan wadah. Untuk menggilingnya, biji kopi yang ditauh dalam wadah lalu tuas diputar. Nantinya kopi yang sudah digiling akan keluar dalam bentuk butiran kecil pada kotak menyerupai laci yanga da dibawahnya.
“Untuk menyeduh kopi gayo suhu air maksimal 80 derajat, dengan waktu seduh 4 menit, dan biji kopi yang digiling 30 gram,” kata Tyo menjelaskan sambil menyeduh kopinya di Frech Press atau gelas penyeduh.
Berpadu dengan suasana alam terbuka, Triple A Cafe terasa hangat karena cahaya kuning dari lampunya menyinari dinding hitamnya yang menuh lukisan kapur warna warni.
Bersama dinginnya malam, pengunjung bisa merasakan suguhan segelas kopi dan menikmatinya bersama rekan atau keluarga. Momen ini dapat menjadi Mood Booster atau penyemangat dan melepas penat setelah seharian sibuk bekerja.
Olehnya itu tak heran Tiple A Cafe selalu ramai oleh anak muda yang datang untuk menikmati berbagi racikan kopi yanga ada di tempat ini.
Selain itu, untuk mengunjung yang ingin berbagi pengalaman dalam meracik kopi, Barista Triple A Cafe, Tyo selalu siap sedia untuk memberikan penjelasan tentang seni meracik dan menikmati kopi kepada siapa saja.
Ini sesuai dengan motto Triple A Cafe pada hiasan dinding, “I Never Joking If A Matter Of Coffee” yang artinya, “saya tidak pernah bercanda soal kopi”.