Triwulan I 2019 Ekonomi Sultra Tumbuh 6,33 Persen

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud dalam konferensi persnya. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat, triwulan I tahun 2019 ekonomi Sultra tumbuh 6,33 persen meningkat dibandingkan triwulan I tahun 2018 sebesar 6,15 persen (y-on-y). Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, menjelaskan jasa pendidikan merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 9,77 persen, diikuti kategori konstruksi 9,60 persen, serta adiministrasi pemerintahan 8,97 persen. Tingginya pertumbuhan lapangan usaha jasa pendidikan didorong
meningkatnya jumlah siswa dan sarana pendidikan yang ada di Sultra.

“Struktur PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Sultra masih didominasi oleh lapangan usaha utama, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan (24,39 persen); pertambangan dan penggalian (20,59 persen); konstruksi (13,44 persen) dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (12,56 persen) lapangan usaha lainnya memiliki kontribusi kurang dari 10 persen,” jelas Edy, Jumat (5/7/2019).

Dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sultra Triwulan I 2019 (y-on-y), lanjutnya, pertambangan dan penggalian memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,50 persen, diikuti pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,14 persen, konstruksi sebesar 1,13 persen dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,02 persen

Namun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2019 terhadap triwulan IV 2018 (q-to-q), diwarnai oleh kontraksi pada hampir seluruh lapangan usaha, terutama beberapa lapangan usaha yang memiliki kontribusi besar, seperti konstruksi (minus 14,87 persen); administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (minus 9,88 persen); transportasi dan pergudangan (minis 8,78 persen) serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor (minus 8,23 persen).

“Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori industri pengolahan sebesar 7,66 persen, hal ini disebabkan meningkatnya aktivitas industri pengolahan logam dasar terutama fero nikel. Diikuti informasi dan komunikasi sebesar 3,22 persen, jasa keuangan sebesar 1,70 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 1,62 persen dan jasa pendidikan sebesar 0,56 persen,” ucap Edy.

Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2019 terhadap triwulan I 2018 (y-on-y) dari sisi pengeluaran, terjadi pada seluruh komponen, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 20,61 persen, diikuti komponenpengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 12,13 persen.

Berikutnya, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 5,53 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 3,98 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 3,44 persen, komponen impor barang dan Jjasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB tercatat tumbuh positif, yaitu sebesar 1,77 persen.

“Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi triwulan I (y-on-y), komponen ekspor barang dan jasa merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni 3,93 persen. Pertumbuhan pada komponen ekspor barang dan jasa seiring dengan peningkatan nilai ekspor besi dan baja (fero nikel) yang mempunyai share terbesar dalam ekspor di Sultra yang naik sebesar 55,43 persen. Sumber pertumbuhan tertinggi kedua, yaitu komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) 2,71 persen,” terangnya.

Ekonomi Sultra triwulan I 2019 terhadap triwulan IV 2018 (q-to-q) mengalami
pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar minus 6,04 persen, bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan pertumbuhan negatif yang terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran.

“Pertumbuhan positif hanya terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga sebesar 3,11 persen,” tambahnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan