Uji Coba Metode Ecofarming, Hasil Panen Padi Petani Amohalo Tembus 9,6 Ton Perhektare

  • Bagikan
Panen raya demplot ecofarming padi sawah kawasan Amohalo, Minggu (5 Mei 2022) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM) 
Panen raya demplot ecofarming padi sawah kawasan Amohalo, Minggu (5 Mei 2022) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM) 

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Membangun petani lokal untuk menghasilkan beras organik dan dapat menekan inflasi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra adakan pelatihan serta pendampingan pada kelompok tani padi sawah di kawasan Amohalo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari.

Pendampingan tersebut telah dilakukan sejak Februari 2022, kini telah membawah hasil yang sangat memuaskan. Terbukti, hasil panen petani meningkat 200 persen dan biaya pertanian turun hingga 70 persen.

Adapun tehnik yang dilakukan dalam meningkatkan hasil panen, BI Sultra bekerjasama dengan Yayasan Ansa School yang di Ketuai oleh Nugroho Widiasmadi yang berperan dalam mengembangkan metode organik serta dukungan dari Pemerintah Daerah Kota Kendari, guna mengujicoba perlakuan padi sawah dengan metode ecofarming di demplot petani.

Tehnik ujicoba ini telah berhasil menambah jumlah panen, sebelumnya petani hanya bisa memproduksi padi 3-5 ton per hektare, namun setelah di demplot maka hasil panen perdananya mencapai 9,6 ton padi per hektare.

Nugroho Widiasmadi, mengatakan pengembangan padi sawah menggunakan metode ecofarming akan berdampak pada hasil panen yang terus meningkat, di sebabkan unsur tanah akan terus dalam kondisi subur karena menggunakan pupuk organik yaitu dari kotoran hewan ternak.

“Pendampingan ini telah kami rintis sejak empat bulan lalu dan hasil panen perdananya ini sudah sangat meningkat, kami perkirakan akan terus meningkat jika metodenya terus dilakukan oleh petani, target kami di panen berikutnya perhektarnya bisa mencapai hingga 13 ton,” ujar Nugroho, Minggu (5 Mei 2022).

Sementara itu, Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra, Aryo Wibowo, menyampaikan, pihaknya akan terus mendampingi petani dan memberikan pelatihan untuk terus melanjutkan metode ecofarming sehingga dapat meningkatkan jumlah panen, dengan harapan perekonomi terus meningkat.

“Alhamdulilah hasilnya sangat memuasakan, berdasarkan catatan kami di Kota Kendari komoditas beras ini masih menjadi pemicu inflasi selama tiga tahun beruntun,” kata Aryo.

Selain memberikan pendampingan BI Sultra juga menyerahkan batuan sosial ke petani yakni sarana prasaran pengembangan klaster ketahanan pangan seperti fasilitas mesin peralatan dan teknis menggunakan pupuk organik dari pakarnya.

Dikesempatan yang sama, Ketua Gapoktan Samaendre Baruga Muhammad Arif R, mewakili para petani menyampaikan masalah yang di hadapi saat ini. 

Adapun masalah dilapangan setelah menggunakan metode ecofarming yaitu sebagian besar petani kesusahan untuk mendapatkan pupuk organik dari kotoran sapi. Sebab tidak semua petani memiliki ternak sapi.

“Petani di kawasan Amohalo sagat membutuhkan ternaik sapi, kebutuhan kami sekitar 1200 ekor sapi karena di sini (Amohalo) terdapat 400 hektare sawah,” paparnya.

Dia akumulasikan untuk memenuhi kebutuhan satu hektare sawah membutuhkan tiga ekor sapi dan tiga ekor sapi bisa hidup dari satu hektare sawah dengan memakan jerami organik.

“Terus terang saja padi organik yamg kita panen hari ini murni dari pupuk organik dan tidak ada pengeluaran biaya sepersen pun,” terang Arif.

Menanggapi hal ini Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, berjanji dihadapan para petani kawasan Amohalo di tahun 2023 akan dianggarkan melalui bantuan sosial sebanyak 100 ekor sapi, dan nantinya bisa berkembang untuk memnuhi kebutuhan pupuk organik.

“Kita akan anggarkan di tahun 2023 100 ekor sapi khusus di kawasan Amohalo, dengan tujuan petani akan mandiri dan langsung dioleh kotoran sapi tersebut dan di jadikan pupuk,” kata Sulkarnain.

Selain menyediakan sapi, Wali Kota Kendari juga akan memberikan lampu penerang jalan di kawasan Amohalo untuk memudahkan tranportasi dan mengundang banyak pengunjung karena memiliki panorama wisata yang indah.

“Semoga dengan turus meningkatnya jumlah panen petani lebih sejahtera lagi dan juga bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah,” tambahnya. (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan