Universitas Halu Oleo Kembali Kukuhkan 4 Guru Besar, Kali Ini dari FKIP

  • Bagikan
Rektor Uho, Prof. Muhammad Zamrun Firihu (kiri) mengukuhkan guru besar baru dari FKIP, Senin (13/12/2021). (Foto: Ist)
Rektor Uho, Prof. Muhammad Zamrun Firihu (kiri) mengukuhkan guru besar baru dari FKIP, Senin (13/12/2021). (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Universitas Halu Oleo (UHO) kembali menggelar Rapat Senat Luar Biasa sebagai rangkaian pengukuhan empat guru besar yang dilaksanakan di gedung Sport Center UHO, Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin (13/12/2021).

Guru Besar yang dikukuhkan pada hari ini, keempatnya berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UHO.

Diantaranya, Prof. Dr. Drs. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si., berdasarkan SK Mendikbud RI, nomor: 147242/MPK//KP/2020 tanggal 22 Januari 2020 TMT mulai 1 Desember 2019 diangkat dalam jabatan Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan Sosiologi dan Antropologi. Menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Tantangan Pendidikan Masyarakat Pesisir Pada Era  Revolusi Industri 4.0”.

Ia mengungkapkan bahwa tantangan pendidikan bagi masyarakat pesisir di era revolusi Industri 4.0 disebabkan oleh dua faktor, faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor dari luar adalah masalah insfrastruktur dan dari dalam adalah budaya atau kesadaran masyarakat itu sendiri.

“Era revolusi industry 4.0 jika tidak disiasati dengan baik maka kita akan banyak terpapar oleh dampak negatifnya. Kita hanya akan menjadi masyarakat komsumtif yang menjadi pangsa pasar dunia,” ucapnya.

Berikutnya, Prof. Dr. H. Saifu, M.Kes., berdasarkan SK Mendikub RI, nomor: 117082/MPK//KP/2020 tanggal 24 November 2020 TMT mulai 1 Agustus 2020 diangkat dalam jabatan Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Ia menyampaikan pidato ilmiah dengan judul “Transformasi Nilai Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Dalam Membentuk Karakter Siswa”.

Saifu menjelaskan bahwa Penjas dan Olahraga merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai alat pembentukan karakter manusia. Olahraga dengan slogan sport for all, merupakan langkah awal yang strategis menuju pembentukan karakter.

“Pembentukan karakter selain dilandasi oleh budaya nasional juga diwarnai oleh budaya dan ciri khusus cabang olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu untuk mengangkat citra Indonesia di mata dunia maka salah satu cara adalah membangun kebesaran Indonesia kembali: bangunlah olahraganya,” terangnya.

Selanjutnya, Prof. H. Aris Badara, S.Pd., M.Hum., berdasarkan SK Mendikbud RI nomor: 117084/MPK//KP/2020 tanggal 24 November 2020 TMT mulai tanggal 1 Agustus 2020 diangkat dalam jabatan Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa  (dan Sastra) Indonesia. Ia menyampaikan pidato Ilmiah dengan judul Kontribusi Analisis Wacana Kritis Terhadap Reformulasi Pembelajaran Bahasa Dan Transfornasi Sosial”.

Aris menjelaskan, istilah ‘wacana’ merujuk pada konsep yang dikemukakan oleh Gee (1999:4) yang menggabungkan unsur-unsur linguistik dan unsur nonlinguistik untuk memerankan kegiatan, pandangan, dan identitas.

“Tiga pandangan terkait pendekatan yang berkaitan dengan analisis wacana yang menunjukkan adanya gradasi. Namun demikian, titik singgungnya terletak pada studi tentang penggunaan bahasa (Hikam, 1996: 78-86),” ungkapnya.
        
Terakhir, Prof. Dr. H. La Ode Muharam, M.Pd., berdasarkan SK Mendikbud RI, nomor: 2816/MPK//KP/2021 tanggal 19 Januari 2021 TMT mulai tanggal 1 Januari 2021 diangkat dalam jabatan Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan. Ia menyampaikan pidato Ilmiah dengan judul “Peranan Bimbingan Konseling Pra Nikah Dalam Pembentukan Keluarga Sakinah”.

Muharam menyebut, permasalahan dan ujian dalam rumah tangga selalu melekat dalam keluarga, bahkan tidak sedikit yang tergoyahkan atau bahkan mengalami kehancuran dalam rumah tangganya, setiap bulan perceraian cenderung selalu terjadi karena ada beberapa faktor yang menjadi alasan terjadinya perceraian.

“Menumbuhkan kesadaran calon pasangan dalam upaya membangun keluarga sakinah dibutuhkan adanya bimbingan pra nikah maka calon pasangan selain mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana mewujudkan keluarga sakinah tetapi juga secara mental atau fisik lebih siap dari sebelumnya,” bebernya.

Sementara itu, Rektor UHO, Prof. Muhammad Zamrun Firihu dalam sambutannya mengatakan pencapaian predikat guru besar ini, dijadikan sebagai awal mula sebuah perjuangan untuk memantapkan khazanah keilmuan yang telah diraih. Juga selalu memiliki integritas yang tinggi, tanggungjawab moral, dan yang terpenting mampu memberi kontribusi kepada masyarakat luas, dan hal ini tentunya juga dapat dilakukan oleh setiap orang.

“Saya berharap kepada keempat guru besar ini, untuk terus menghasilkan karya-karya ilmiah dan selalu mengembangkannya, tidak berhenti sampai disini saja, serta dapat menginspirasi seluruh dosen di UHO khususnya di Program Studinya masing-masing, untuk dapat meningkatkan kualitas diri dengan melakukan pengembangan profesionalitas berkelanjutan,” ujarnya.

Sebelum ini, Rektor UHO pada Selasa, 7 Desember 2021 juga telah mengukuhkan empat guru besar baru dari Fakultas Pertanian. Mereka adalah Prof. Ine Fausayana, Prof. Saediman, Prof. Surni, dan Prof. Ansharullah.

Pengukuhan juga dilakukan lewat Rapat Senat Luar Biasa di gedung Sport Center UHO di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggar. Seremonial pengukuhan dilakukan dengan prokes berbasis hybrid, dengan acara luring dan dihadiri oleh  keluarga, kolega dan lainnya.

Dengan pengukuhan ini, jumlah Guru Besar di Universitas Halu Oleo saat ini tercatat sudah mencapai 94 orang dengan berbagai latar belakang dan disiplin keilmuan. (B)

(Baca: Empat Guru Besar Baru dari Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Dikukuhkan)

Laporan: Al Iksan
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan