Update Harga Kebutuhan Pokok di Baubau Menjelang Lebaran Idul Adha Alami Kenaikan

  • Bagikan
Aktivitas pedagang di Pasar Sentral Kota Baubau. (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)
Aktivitas pedagang di Pasar Sentral Kota Baubau. (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Beberapa kebutuhan pokok di Kota Baubau mengalami kenaikan harga menjelang lebaran Idul Adha  10 Zulhijah 1443 Hijriah yang ditetapkan jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022 mendatang.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Baubau, La Ode Ali Hasan, mengatakan perkembangan harga bahan kebutuhan pokok strategis pada minggu pertama Juli 2022, seperti harga bawang merah, cabe, kol, dan buncis mengalami kenaikan.

Kenaikan itu disebabkan harga-harga dari suplayer yakni daerah Bima, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan mengalami kenaikan sebesar 7,7 persen. Seperti Bawang Merah, sebelumnya dihargai 65 ribu per kg menjadi 70 ribu per kg. Kenaikan itu disebabkan karena permintaan dan konsumen yang meningkat menjelang Hari Raya Idul Adha.

“Harga Cabe rata-rata mengalami kenaikan antara 25 persen sampai 33, 3 persen disebabkan karena kondisi cuaca mempengaruhi hasil panen petani. Suplai Cabe dari daerah Baubau, Buton, dan Sulawesi Selatan,” kata La Ode Ali Hasan, Senin (4 Juli 2022).

Sementara harga kol meningkat drastis, dari sebelumnya 12 ribu per kg menjadi 19 ribu per kg. Hal ini juga disebabkan karena hasil panen petani agak berkurang dan cuaca mempengaruhi hasil panen. Suplai sayur kol dari daerah Buton dan Sulawesi Selatan.

Adapun harga yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 1 pekan terakhir antara lain yaitu, harga wortel dari 15 ribu per kg menjadi 14 ribu per kg dengan presentase penurunan sebesar 6,7 persen disebabkan karena stok yang ada cukup tersedia.

Harga kentang yang disuplai dari daerah Sulawesi Selatan berkurang dari 22 ribu per kg menjadi 20 ribu per kg dengan presentase 9,1 persen disebabkan karena ketersediaan di  pasar melimpah.

Harga Tomat buah dari 24 ribu per kg menjadi 22 ribu per kg dengan presentase penurunan sebesar 8,3 persen disebabkan karena stok yang ada cukup tersedia di pasar. (B)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan