Wakatobi Bakal Keciprat Hibah Air Bersih dari Kementrian PUPR

  • Bagikan
Bupati Wakatobi, Haliana (tengah). (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI) kembali memberikan bantuan program hibah air bersih ke Kabupaten Wakatobi.

Program itu telah berjalan sejak tahun 2017 sampai dengan saat ini. Pada 2021 ini sudah terpasang sekitar 1.015 sambungan pipa air bersih ke rumah-rumah (SR) warga.

Bantuan ini bertujuan untuk menambah cakupan layanan air minum, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Wakatobi.

Central Project Manegement Unit (CPMU) Hibah Air Minum Direktorat Air Minum Direktur Jendral Cipta Karya (DJCK) Kementerian PUPR, Dian Suci Hastuti, mengatakan setelah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wakatobi melakukan pemasangan SR, pihaknya akan melakukan verifikasi jumlah yang terpasang.

“Apakah SR-nya tersebut sesuai spesifikasi, kemudian apakah bermanfaat, airnya sudah mengalir atau belum? Kalau misalnya sambungan sudah mengalir, itu akan kita berikan hibah,” kata Dian Suci Hastuti, Selasa  (26/10/2021).

Terkait hal ini, lanjut Dian, Pemda Wakatobi harus memberikan dana penyertaan modal untuk PDAM, sebagai pembiayaan awal pemasangan. Nanti setelah diverifikasi, barulah hibahnya akan diberikan.

Adapun besaran penyertaan modal, tergantung dari keikutsertaan berapa SR yang akan dipasang. Untuk 2022 misalnya, Wakatobi akan memasang sekira 1.000 SR, maka penyertaan modalnya minimal Rp3 miliar karena satu SR dihitung Rp3 juta.

Menurutnya, persyaratan program ini adalah dana penyertaan modal pemerintah tersedia dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) jug tersedia. Kemudian PDAM punya idle capacity (kapasitas tak terpakai), dan surat minat dari bupati.

Sementara itu, Bupati Wakatobi, Haliana, menjelaskan kriteria program ini menurutnya cukup mudah. Bahwa di Kementerian menyiapkan kurang lebih Rp900 miliar untuk bantuan hibah air minum perkotaan, dan selama ini yang terpakai antara Rp600 sampai 700 miliar.

Ini menjadi peluang bagi daerah untuk mengusulkan sebanyak-banyaknya. Dengan harapan seluruh masyarakat di daerahnya bisa tersambung dalam pelayanan air bersih.

Menurut Haliana, layanan air bersih di Wakatobi telah terpasang sekira 29 persen. Hal itu karena Wakatobi terdiri dari kepulauan. Sehingga banyak pulau-pulau yang tidak terjangkau, juga ada pulau yang tidak memiliki sumber air yang cukup bagus.

Selain itu, ada pula beberapa desa yang berjauhan, sehingga sangat membutuhkan ketersedian jaringan pipa induk untuk menjangkau sampai ke desa-desa terpencil.

“Itu yang kita usulkan kepada Kementerian. Harapan kita bukan hanya SR nya. Tapi banyak hal yang kita mintakan untuk dibantu. Demikian pula beberapa penampung air minum kita, contoh seperti di Binongko memang sudah tidak layak lagi. Karena sudah cukup lama, kita ragu kalau menampung air banyak disitu, jangan sampai bak nya pecah,” paparnya.

Haliana menuturkan, kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Begitu pula jaringan-jaringan yang sudah keropos dan bahkan masih ada desa-desa yang belum ada jaringan sama sekali. Contoh seperti Desa Sombano dan Sama Bahari yang ada di tengah laut.

Semua pulau di Kabupaten Wakatobi menjadi prioritas. Namun syarat untuk masyarakat mendapatka bantuan tersebut yaitu, warga yang akan mendapatkan bantuan ini adalah yang memiliki listrik di bawah 1.300. (B)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan