Wakatobi Masuk Daerah Miskin Ekstrem di Sultra

  • Bagikan
Ilustrasi (Antarafoto/Aditya Pradana Putra)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Miris, Kabupaten Wakatobi yang merupakan daerah 10 top destinasi pariwisata Indonesia menempati urutan pertama daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan tingkat kemiskinan terekstrem.

Kemiskinan ekstrem di wilayah Wakatobi membuat Pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bertindak dengan mengeluarkan surat keputusan Nomor 25 Tahun 2022 tentang kabupaten/kota prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem 2022-2024.

(Baca juga: September 2021, Angka Kemiskinan di Sultra Meningkat)

Dalam surat yang ditandatangani Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada 16 Juni 2022 iitu, menetapkan empat kabupaten di Sultra sebagai daerah prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem 2022-2024.

Menko PMK menetapkan 64 desa dan kelurahan di Kabupaten Wakatobi sebagai daerah prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Disusul Kabupaten Kolaka Utara dengan jumlah 45 desa dan kelurahan, Kabupaten Kolaka Timur 16 desa dan kelurahan, dan Kabupaten Konawe sebanyak 13 desa dan kelurahan.

Menteri Muhadjir Effendy mengatakan, dalam rangka percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem maka dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

“Untuk melaksanakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem perlu menetapkan lokasi prioritas penghapusan kemiskinan ekstrem yang diperluas dari 35 kabupaten menjadi 212 kabupaten/kota pada 2022, mencakup seluruh kabupaten/kota pada 2023-2024,” jelasnya.

(Baca juga: Pemerintah Indonesia Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem, Begini Upayanya)

Penetapan perluasan kabupaten/kota prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2022-2024 didasarkan pada indeks kemiskinan ekstrem kabupaten/kota dengan mempertimbangkan kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan ekstrem tinggi, dan kabupaten/kota dengan jumlah penduduk miskin ekstrem tinggi. (C)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan