Warga Binaan Rutan Unaaha Buat Miniatur Berbahan Koran dan Nasi

  • Bagikan
Sejumlah miniatur naga karya warga binaan Rutan Unaaha dipamerkan di Expo Konawe Gemilang. (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)
Sejumlah miniatur naga karya warga binaan Rutan Unaaha dipamerkan di Expo Konawe Gemilang. (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Warga binaan Rumah Tahanan Unaaha menghasilkan kerajinan miniatur naga dari bahan dasar sisa nasi dan koran bekas. Karya-karya mereka dipamerkan dalam Expo Gemilang Konawe 2019.

Stan Rutan Unaaha nampak unik dengan pajangan sejumlah miniatur naga bernilai ekonomi. Siapa sangka, karya tersebut merupakan ‘buah tangan’ dari 320an warga binaan di Rutan Unaaha.

Ternyata, bukan sebatas miniatur naga, sejumlah kreativitas mereka juga dituangkan dalam bentuk kerajinan maupun keahlian lain, misalnya kerajinan miniatur masjid, bunga kertas, kursi dari drum bekas, dan keahlian perbengkelan.

Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Unaaha, Agus Rahman, menjelaskan ide-ide kerajian itu lahir dari banyaknya koran-koran bekas tidak terpakai. Lalu, dimanfaatkan seorang warga binaan yang kreatif.

“Ada salah seorang warga binaan yang memiliki skill ini dari luar memang, sehingga dia berinisiatif mengolanya bersama dengan sisa-sisa nasi para narapidana, lalu dibantu oleh para petugas kami untuk menyiapkan peralatan tambahan yang dibutuhkan. Di sana saling mengajarkan. Kalau ada yang belum tahu, yang lain akan diajari,” ucap Agus kepada Sultrakini.com, Selasa (12/3/2019).

Dikatakannya, warga binaan dilatih memiliki keterampilan agar dijadikan modal bisnis ketika bebas dari hukuman pidana. Selain membuat mereka bertindak positif, perekonomiannya juga terbantu untuk menambah penghasilan sehari-hari.

“Untuk miniatur naga ukuran 50 sentimer biasanya satu kilo kurang lebih, kalau sisa nasinya kurang tahu, tergantung. Terus dicampur dengan lem fox yang kurang lebih beratnya satu kilo, terakhir diperindah dengan cat. Untuk ukuran yang lebih kecil seperti 25 cm itu setengah yang saya sebutkan tadi,” terang Agus.

Ditambahkan seorang penjaga Rutan Unaaha, Munir, untuk pohon dan alasnya sendiri terbuat dari koran bekas dicampur dengan lem, untuk naganya dibantu dengan kawat agar bisa menopang dan terbentuk, tapi tetap menggunakan bahan nasi sisa dan koran bekas termaksud sisik naga, mata naga, telinganya, dan sebagainya.

“Modalnya hanya kertas dan pulpen, lalu mereka berimajinasi sendiri. Kami memodali, hasil penjualan dipakai menutupi modal, dan sisanya diberikan oleh warga binaan yang pembuat,” ucap Munir, Sabtu (9/3/2019).

Miniatur naga ukuran 50 sentimeter dijual dengan kisaran harga Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Soal ketahanan, karya warga binaan ini mampu bertahan 2 tahun. Hingga kini, kualitas karya mereka terus ditingkatkan guna ketahannya semakin baik dan memenuhi permintaan pasar.

Expo Konawe Gemilang merupakan rangkaian dari milad Kabupaten Konawe ke-59.

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan