SULTRAKINI.COM: BUTON – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton seyoyanya merupakan rujukan pasien dari puskesmas, yang membutuhkan perawatan serius. Namun sayangnya, harapan untuk mendapatkan peraswatan yang lebih baik di RSUD nampaknya sulit terwujud, karena seringnya terjadi kekosongan obat.
Hal ini tentu menjadi keluhan masyarakat. Salah satunya warga Pasarwajo, Ahmad yang ditemui SULTRAKINI di RSUD Buton, Selasa (8/11/2016) saat mengantarkan kerabatnya berobat di RSUD Buton.
Ia menceritakan bagaimana dirinya diminta membeli obat Apotik luar rumah sakit oleh pihak RSUD, untuk pengobatan yang dijalani kerabatnya itu.
Menurutnya, ia sering mendengar isu RSUD Buton sering kehabisan obat, namun tidak percaya. Dan isu tersebut baru dibenarkannya setelah mengalaminya sendiri.
“Saya jadi bingung, kenapa besarnya ini rumah sakit kok malah sering kehabisan obat,” keluh Ahmad
Akibat seringnya kekosongan obat di Apotik RSUD, kata Ahmad, masyarakat yang berobat dirumah sakit ini terpaksa harus membeli obat diluar atau membeli obat dari Apotik pribadi dokter.
Dengan kondisi tersebut, ia beranggapan bahwa percuma masyarakat memiliki Kartu BPJS sebab tetap akan dikenakan biaya untuk pembelian obat. Karena sepengatahuannya jika memiliki kartu BPJS maka tidak akan memakan biaya saat berobat di RS.
“Jadi apami gunanya masyarakat punya Kartu BPJS , kalau datang berobat saja kita harus bayar,” ujarnya.
Sementara itu, dikonfirmasi SULTRAKINI.COM, Diruktur RSUD Buton, dr.Ramli Code mengakui jika RSUD sering kehabisan obat di apotik. Menurutnya kekurangan obat itu disebabkan sistim belanja obat yang menggunakan E- Katalog, dan bukan belanja secara langsung.
“Kadang – kadang kita kehabisan obat satu dua item itu di apotik memang tidak bisa kita hindari, karena sistim belanja obat yang kita pakai itu sistim E-katalog,” katanya , Selasa (8/11/2016).
Untuk mengantisipasi kekosongan obat di apotik tersebu, lanjut Ramli Code, pihaknya mencari alternatif lain salah satunya dengan cara meminta obat di RSUD Kota Baubau.
“Untuk mengantisipasi itu, kita kadang langsung beli atau pinjam dulu di Rumah Sakit Baubau begitu juga sebaliknya, kadang mereka (RS Baubau) kalau kosong obatnya, dia pinjam juga ke kami,” ucapnya.
Dijelaskanjuga, kekosongan obat di RSUD Buton bukan sengaja dilakukan sehingga membebani masyarakat, namun sistim belanja E-Katalog kadang mengalami keterlambatan pengirimannya ke RSUD. Sebab bukan hanya Buton yang dilayani tetapi wilayah di seluruh Indonesia, obatnya disuplai dari Pemerintah Pusat.
“Dan untuk warga yang punya Kartu BPJS kalau dia beli obat diluar, nanti uangnya pasti digantikan, tapi benar – benar obat yang dibeli diluar itu memang tidak ada dirumah sakit ini, dan obat yang dibeli itu adalah obat yang ditanggung BPJS, dan yang paling penting waktu dia beli itu ada kwitansinya,” pungkasnya.