Warga Kelurahan Bende Kendari Keluhkan Banjir Hingga Saran Revitalisasi Kali

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dalam rangka menyerap segala aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (Dapil), Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Saleh menggelar reses di Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Sejumlah masukkan disampaikan warga khususnya persoalan lingkungan dan infrastruktur.

Reses perdana atau masa sidang pertama yang berlangsung di salah satu warkop itu, berlangsung pada Senin (3/2/2020) malam yang dihadiri oleh sejumlah masyarakat dan kalangan milenial. Turut hadir juga Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra, Pahri Yamsul serta Lurah Bende, Amir Yusuf.

Dalam sambutannya, Amir Yusuf mengucapkan terima kasih karena ketua DPRD beserta jajaran hadir untuk mendengarkan aspirasi masyarakat khususnya di Kelurahan Bende. Ia menyarankan agar revitalisasi Kali Kadia dikelola menjadi tempat yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat.

“Kami berharap keluhan serta permasalahan yang ada di Dapil I dapat diperjuangkan oleh anggota DPRD yang reses hari ini,” ujar Amir.

Sementara warga Kota Kendari menyampaikan soal banjir di Sungai Wanggu. Sungai tersebut menjadi sumber banjir saat musim hujan. Masalah banjir menjadi persoalan yang terus-menerus dialami oleh masyarakat, hal ini membutuhkan peran pemerintah untuk menyelesaikannya.

“Masalah Sungai Wanggu dibutuhkan perhatian pemerintah untuk menanggulanginya. Pasalnya, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai pasti merasakan dampaknya setiap tahun. Saya liat selama ini belum ada langkah progresif untuk menanggulangi ini. Kasihan warga yang tinggal di sana,” terangnya.

Senada dengan itu, Aan, warga Wuawua mengeluhkan genangan air di Jalan Haeba. Adanya peningkatan media jalan sepanjang ruas Jalan Ahmad Yani sampai di DI. Panjaitan.

“Di musim penghujan, air pasti tergenang sehingga lama-kelamaan tertampung dan meluap. Imbasnya rumah warga yang ada di sekitar lingkungan tersebut ikut tergenang,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Abdurrahman Saleh mengatakan reses kali ini untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia maupun infrastruktur yang ada di Kendari.

Salah satu perhatian anggota dewan adalah normalisasi sungai yang ada di samping tugu MTQ sepanjang satu kilometer. Sungai ini akan dilakukan normalisasi sekaligus pembuatan talud. Pentingnya normalisasi sungai karena Kendari menjadi ikon Sultra.

“Kita akan undang semua stakeholder terkait untuk rapat. Kita akan upayakan untuk masukkan dalam perencanaan APBD nanti. Sekedar info, kami baru bertemu dengan Kadis Bappenda Provinsi Sultra ada silpa dan surplus. Jadi apa kebutuhan yang dianggap skala prioritas akan diupayakan untuk direalisasikan,” jelas Abdurrahman Saleh.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, akan menyurat ke Dinas PU Kendari dan Dinas PU Sultra untuk mensinergikan apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing, demi percepatan pembangunan menuju kota modern.

“Memang banyak sekali program dari pusat untuk di daerah, tetapi harus diperjuangkan. Saya minta kondisi di Jalan Haeba difoto, agar di anggaran perubahan kita alokasikan,” ucapnya.

Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, Pahri Yamsul, menambahkan saat ini masyarakat harus mampu mengimbangi perkembangan zaman. Jika tidak mampu maka masyarakat akan ketinggalan.

“Olehnya itu, kita butuh tempat ruang-ruang terbuka yang bisa membuat kita berpikir secara terbuka. Tempat yang sejuk seperti normalisasi sungai yang dikelola sebagai tempat ekonomi kreatif masyarakat,” ujar Pahri Yamsul.

(Baca juga: Warga Kelurahan Bende Kendari Keluhkan Banjir Hingga Saran Revitalisasi Kali)

(Baca juga: Yudhianto Mahardika Reses di Kelurahan Anggilowu, Warga Keluhkan Drainase Hingga Lampu Jalan)

Laporan: La Niati
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan