SULTRAKINI.COM: BUTON – Warga miskin di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada 2018 ini didata kembali oleh Dinas Sosial setempat yang didampingi oleh pemerintah desa dan kecamatan. Tujuannya agar bantuan yang disalurkan dari pemerintah pusat tepat sasaran.
Kepala Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Buton, Yogi Gustamin, mengatakan pendataan ulang itu dilakukan sejak awal 2018 dan hingga kini baru 12 desa dari 95 desa/kelurahan yaitu sebagian di Kecamatan Pasarwajo dan Kecamatan Lasalimu Selatan dari tujuh kecamatan yang ada di wilayah itu.
“Jadi tujuannya itu agar mendapatkan data yang lebih akurat sehingga bantuan yang diturunkan dari pusat bisa tepat sasaran dan sampai saat ini baru 12 desa yang sudah didata dari 95 desa kelurahan di Buton,” kata Yogi kepada awak media, Rabu (18/4/2018).
Yogi menjelaskan, untuk pendataan awal, pihaknya masih menggunakan data dari pemerintah desa atau kelurahan. Meski begitu, untuk memastikan data yang diterima, pihaknya langsung turun kelapangan sehingga informasi yang diperoleh bisa lebih akurat.
“Jadi untuk menentukan warga miskin kita menggunakan 44 fariabel pertanyaan, sesuai instruksi langsung dari Kementerian Sosial,” ujarnya.
Setelah itu, lanjut dia, maka data yang diperoleh tersebut dilakukan penginputan yang dimasukkan ke Data Offline dan dikirim ke aplikasi Dinas Sosial. Selanjutnya, setelah di verifikasi (data yang sudah ada) dikirim secara online ke Kemensos RI melalui Aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial-Next Generation (SIKS-NG). Kendati demikian, dirinya mengaku pendataan belum sepenuhnya bisa menyentuh semua desa atau kelurahan karena keterbatasan anggaran.
“Sehingga semampunya saja kita lakukan pendataan, kalau memungkinkan ada anggaran lagi, maka kita akan jalan,” ungkapnya.
Yogi menambahkan, data yang digunakan selama ini untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat yaitu menggunakan Data Base Terpadu (DBT) Tahun 2015. Dan berdasarkan data tersebut jumlah penduduk miskin di Kabupaten Buton per 2017 lalu mencapai 73.262 jiwa atau sekitar 16. 170 Kepala Keluarga (KK).
Laporan: La Ode Ali
