Wasapada DBD di Muna, 3 Balita Meninggal

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: MUNA – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) tengah menyerang masyarakat Kabupaten Muna. Terhitung selama sejak januari hingga april 2016, terdapat 131 kasus DBD, dengan 3 orang diantaranya anak balita meninggal dunia. Dibanding tahun 2015 dengan 58 kasus dan 4 meninggal dunia, DBD tahun ini mengalami peningkatan.

 

Wabah DBD ini tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Muna, kasus terparah terdapat di kecamatan katobu, lasalepa, kabawo, tongkuno, parigi dan watoputi. “kasus DBD ini hampir semua kecamatan di Muna terserang wabah DBD, dan yang diserang mayoritas anak-anak. hanya wilayah sebrang yang tidak sama sekali,”ungkap Kadinkes Muna, La Ode Rimba Sua saat ditemui SULTRAKINI.COM diruang kantornya, Kamis (14/4/2016)

 

La Ode Rimba Sua mengungkapkan, berdasarkan data Dinkes Muna, penderita DBD sejak januari hingga april mencapai 131 dengan rincian, pada bulan januari sebanyak 52 kasus dengan meninggal 1 orang, bulan februari sebanyak 44 orang, bulan maret 30 orang, 2 diantaranya meninggal dan bulan april 5 orang.

 

“Dengan adanya wabah ini, Dinkes kabupaten Muna cepat tanggap, bahkan tidak mengenal waktu kerja, petugas Dinkes turun lapangan untuk melakukan foging di daerah-daerah yang teridentifikasi DBD,”ungkapnya.

 

Rimba juga mengatakan, kasus DBD banyak menyerang anak-anak dibawah umur 10 tahun. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dinas kesehatan langsung turun lapangan. Untuk mengantasi ini, bahkan dinas kesehatan menambah alat voging sebanyak 4 unit termasuk obatnya, hal ini untuk mengantisipasi wabah DBD tidak menular. ”kita lakukan foging dan yang sudah terkena DBD langsung dibawah di rumah sakit,” katanya.

 

Selain itu, Kadinkes juga mememinta masyarakat agar proaktif memberikan informasi kepada pihak dinas kesehatan apabila ada gejala DBD. Untuk mencegah berkembangnya nyamuk aides, masyarakat harus selalu menjaga kebersihan lingkungan.

 

“Selain kami melakukan foging, masyarakat juga harus memahami melakukan 3 M, yakni, mengubur kaleng-kaleng sampah yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk, menutup tempat-tempat air dan menguras bak kamar mandi atau tempat air 3 kali dalam seminggu, supaya kesempatan hidup nyamuk bertelur tidak berkembang,” himbau Rimba.

 

Kemudian yang harus dilakukan masyarakat adalah pada siang hari dari jam 7 – 10 pagi dan jam 4-6 sore agar anak-anak saat tidur harus menggunakan kelambu atau menggunakan pembasmi nyamu seperti autan, agar nyamuk tidak menggit anak-anak.

 

“saya menghimbau kepada masyarakat, apabila ada anak-anak mengalami perubahan misalnya panas, demam segera dibawah di Puskesmas terdekat atau rumah sakit untuk dipriksa agar dipastikan apakah itu DBD jangan dibiarkan di rumah karena, karena semakin lama dibiarkan maka semakin lama kondisi fisik akan menurun,\” Himbaunya.

 

Kemudian, lanjut Rimba, kepada masyarakat juga harus menjaga lingkungan masing-masing, supaya nyamuk tidak ada peluang untuk berkembang.

 

Ia juga meminta kepada Pemerintah Desa untuk rutin melakukan bersih-bersih lingkungan, baik dengan kegiatan jumat bersih atau masing-masing masyarakat untuk bersih-bersih dilingkungan rumahnya seperti pekarangan rumah maupun disekitar rumah lainya, supaya nyamuk ini tidak diberi kesempatan untuk hidup.

 

“Untuk mengantisipasi demam berdarah ini, kita jaga keluarga kita, kalau ada keluarga yang masuk,” pungkas Rimba.

  • Bagikan