Wujudkan Kemandirian, Pemuda Desa Konaweha Produksi Pupuk Kompos

  • Bagikan
Salah seorang masyarakat Desa Konaweha sedang mengaduk bahan baku kompos sebelum diproses. (Foto: Zulfikar/SULTRAKINI.COM)
Salah seorang masyarakat Desa Konaweha sedang mengaduk bahan baku kompos sebelum diproses. (Foto: Zulfikar/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Kelompok Pemuda dan Karang Taruna Desa Konaweha di Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, memanfaatkan limbah rumah tangga dan ternak untuk dijadikan pupuk organik dan kompos. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Wahana Visi Indonesia

Pembuatan pupuk organik dan komposmemanfaatkan sampah keluarga dan sampah kebun, di antaranya kulit coklat, kotoran ternak, sekam padi, dedak, dan sisa-sisa potongan sayur rumah tangga.

Adapun cara pembuatannya, dimulai proses pencacahan kulit coklat, daun, dan sayur lalu dicampur secara merata dan diberi cairan pengurai bakteri. Setelah itu proses pembuatan terus berlanjut ke titik penutupan wadah kedap udara sampai kurang dari sebulan, kemudian sudah siap pakai.

Kepala Desa Konaweha, Hastu mengatakan aktivitas tersebut memberikan lapangan pekerjaan bagi warga desa setempat.

“Sebagai pemerintah tentu kami memikirkan permasalah kreativitas pemuda dan lapangan pekerjaan. Ini peluang bagi masyarakat. Masalah seberapa banyak yang bisa diproduksi, itu tergantung kesedian bahan baku. Ini tentunya menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat di desa ini. Mereka akan bisa memproduksi pupuk berdasarkan jumlah permintaan dari calon konsumen,” kata Hastu, Senin (14/5/2018).

Ditambahkannya, program ini juga salah satu solusi mencegah pencemaran lingkungan. “Lingkungan akan bersih dan sampah yang berserakan akan bermanfaat,” tambahnya.

Dia menjelaskan bagaimana teknis pengelolaan bahan baku menjadi
Hastu melanjutkan keterangannya terkait tehnis pengelolaan bakan baku menjadi kompos.

“Setelah melalui tahapan fermentasi, nantinya akan dilakukan uji laboratorium sebagai penguatan persaingan pasar jika nantinya diproduksi secara besar, saat ini sebagai tahap uji coba hanya diproduksi setengah ton saja. Jika kedepan potensi pasar besar ini akan diproduksi massal, saat ini masih tahap uji coba,” ucap Hastu.

 

 

Laporan: Zulfikar/Suparman Sultan

  • Bagikan