SULTRAKINI.COM: KOLAKA-Keindahan alam Kabupaten Kolaka yang terkenal dengan pesisir pantai dan perbukitan indahnya kini tercemar oleh masalah sampah. Meskipun menjadi daya tarik wisatawan lokal dan luar daerah, sejumlah titik di kota ini kehilangan estetika akibat sampah yang berserakan. Masyarakat dan wisatawan masih kurang sadar akan bahaya sampah, yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan pariwisata di kawasan tersebut.
Niah, seorang pengunjung di kawasan Pantai Rumah Adat Kolaka, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi pantai yang kotor. “Saya suka duduk di pantai ini, melihat kapal bersandar di pelabuhan dan deretan pulau, tetapi karena sampah yang berserakan, tempat ini menjadi tidak nyaman. Banyak pengunjung yang tidak membuang sampah mereka pada tempatnya, bahkan ada yang membuangnya ke laut,” Niah.
Hal serupa diungkapkan oleh Santi, pengunjung setia pantai di sekitar salah satu hotel di Kolaka. “Biasanya saya datang setiap pagi atau sore untuk menikmati pemandangan, tetapi sekarang jarang karena pantainya kotor. Sulit menemukan tempat yang bersih untuk duduk,” ungkapnya.
Anggota DPRD Kolaka, dr. Hakim Nur Mampa, mengungkapkan bahwa masalah sampah di Kolaka, termasuk sampah domestik dan industri, semakin mengkhawatirkan. “Setiap hari, Kolaka, Latambaga, dan Wundulako memproduksi sekitar 18 ton sampah. Secara keseluruhan, volume sampah kita mencapai 16.538 m3 per tahun, namun penanganan sampah di Kolaka belum komprehensif,” jelasnya.
Dr. Hakim menekankan pentingnya edukasi masyarakat dan tindakan konkret dalam pengelolaan sampah. “Penyediaan bak sampah di wilayah perkotaan hanya langkah awal. Yang lebih penting adalah edukasi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, serta pengolahan sampah menjadi pupuk kompos atau bahan daur ulang. Saya berharap ada upaya lintas sektoral untuk mendorong gaya hidup ramah lingkungan dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dan kampanye bebas plastik di pusat perbelanjaan,” tambahnya.
Laporan: Anti