SULTRAKINI.COM: KOLAKA- Progam TMMD Kodim 1412 Kolaka yang berlangsung di Kolaka Utara memberikan cerita berbeda dibanding program TMMD sebelumnya. Ditengah pandemik Covid-19 mengharuskan TNI terjun langsung ditengah masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona.
Dihubungi melalui media daring, Dandim 1412 Kolaka, Letkol Kalv Amran Wahid, menjelaskan bahwa Satgas Desa Cegah Covid-19 pertama kali terbentuk di Desa Pitulua Kecamatan Lasusua, Kolaka Utara.
“Saat itu kami melihat Satgas yang kami bentuk ini berjalan dengan lancar serta sangat memungkinkan kalau program Satgas Desa ini diterapkan di seluruh desa yang ada di Kolaka Utara, lalu kami berdiskusi bersama Bupati Kolaka Utara. Usulan kami diterima yang ditandai terbitnya surat keputusan Bupati Kolaka Utara yang mengatur hal tersebut,” katanya, Jumat (10/04/2020).
Dia juga menambahkan bahwa saat ini Satgas Desa sudah berjalan 90 persen di Kolaka Utara. “Satgas yang terbentuk ini memang bertugas memantau lalulintas masyarakat dan kendaran yang keluar masuk desa. Kami bentuk pos pemeriksaan. Nah sistem ini pula yang dikembangkan ke desa-desa yang lain di Kolaka Utara. Setelah mengalami perkembangan pastinya nanti ada pihak lain yang ikut dalam hal ini Polri dan pihak yang berkompoten, termasuk masyarakat setempat,” tambahnya.
Selain itu, Dandim Kolaka juga beberapa kali melibatkan diri dalam penyampaian secara langsung di tempat umum.
“Masyarakat butuh edukasi makanya kami turun ke pasar dan pusat publik lainnya. Butuh kesadaran bersama terkait memutus mata rantai Covid-19 ini. TMMD bukan hanya sekedar membangun fisik infrastruktur, tetapi membangun sumber daya manusia, termasuk pula mengedukasi masyarakat. Rasa gotog royong bukan berbentuk fisik saja, makanya kami mengedukasi system gotoroyung yang sifatnya mematuhi himbauan pemerintah,” tegasnya.
Kodim 1412 Kolaka juga secara aktif mensosialisasikan program Pancasila Menyapa Negeri yang dinilai dapat diterapkan juga dalam memutus mata rantai covid 19 saat ini ya memang menjadi momok di seluruh dunia.
Laporan: Suparman Sultan
Editor: Habiriddin Daeng