SULTRAKINI.COM: KOLTIM – Untuk mengembalikan kejayaan tanaman Kakao seperti masa lalu di Kabupaten Kolaka Timur, Pemda Koltim melalui Dinas Perkebunan melakukan berbagai upaya untuk memulihkan komoditas Kakao ini. Salah satu cara pemulihan yakni melakukan peremajaan tanaman Kakao atau coklat yang tidak produktif, sudah tua.
Kepala Dinas Perkebunan Koltim, Lasky Paemba, mengatakan tanaman Kakao di Koltim ini merupakan komoditas andalan pada masa lalu. Koltim terkenal sebagai wilayah penghasil kakao atau coklat di masanya. Belakangan ini masyarakat beralih ke tanaman lain sehingga tanaman Kakao semakin meredup di kalangan petani.
Untuk itu, pihaknya kini terus menyosialisasikan dan mengkampanyekan kepada para petani di Koltim agar bisa melakukan peremajaan pada tanaman Kakao miliknya.
“Kami telah melakukan sosialisasi peremajaan Kakao dan hal ini kita sudah mulai sejak tahun 2018 lalu di mulai di Kecamatan Lambandia, Aere dan Dangia,” ungkapnya, Jumat (7/10/2022).
Lasky mengungkapkan, ada sekitar seluas 51 ribu hektar lahan Kakao petani saat ini tengah dilakukan peremajaan. Meskipun sementara hasil panen dari yang diremajakan belum maksimal. Panen Kakao sebelumnya dapat dicapai empat ton tiap satu hektar lahan, tapi saat ini hanya bisa menghasilkan 600 kilogram perhektar. Salah satu penyebab kondisi rendahnya hasil panen tersebut antara lain hama yang menyerang tanaman dan daya beli masyarakat.
“Jadi kemampuan beli sarana produksi seperti pupuk jadi terbatas, itu salah satu yang mempengaruhi produksi menurun,” terangnya.
Selain melakukan peremajaan, dinas juga mendorng agar petani mau dan melakukan kegiatan intensifikasi, seperti bantuan pupuk dan kegiatan pendampingan rutin dilakukan oleh petugas di lapangan. Diakuinya, saat ini produksi Kakao belum maksimal karena terbatas anggaran dan petugas teknis pendampingan petani. Tapi ia optimis tahun depan sudah Satker mandiri dan anggaran dari pusat dan lumayan dan itu langsung ke rekening dinas.
“Jadi kami bersiap menggenjot agar semakin lebih maksimal,” ucapnya.
“Kami juga berharap petani tidak melakukan alih fungsi lahan komoditinya, bijaksanalah dalam berusaha tani, harus konsisten terhadap tanamannya. Kami imbau jangan menebang tanaman yang sudah ada lalu menggantikan dengan tanaman lain saat harga jatuh, harga komoditi pertanian itu memang begitu, selalu mengalami fluktuasi,”tambahnya.
Dinas juga akan memaksimalkan fungsi pendampingan- pendampingan untuk mengedukasi petani untuk bertahan terhadap tanamannnya, jika kurang produktif maka akan dicari akar permasalahanya, kalau tanaman sudah tua dilakukan peremajaan,
“Jika masih bagus tapi kurang produktif berarti pengelolaan yang kurang maksimal yang tentu dicari solusinya. Selain lahan Kakao petani seluas 51 ribu hektar yang sudah diremajakan, masih ada 21 ribu hektar lahan coklat yang perlu remajakan karena sudah kondisi tua,” tutupnya. (B)
Laporan : Hasrianti
Editor: Hasrul Tamrin