Kunjungan Wisata Wakatobi Kontraksi 88,91 Persen, Ini Strategi Dilakukan BI Sultra

  • Bagikan
Acara Pembukaan Wakatobi Wave (Foto: Dok. BI Sultra) 

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Data Badan Pusat Statistik mencatat bahwa selama Pandemi Covid-19, sektor transportasi dan penyediaan makanan dan minuman cukup terdampak negatif.

Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh data Dinas Pariwisata Wakatobi kunjungan wisatawan hingga mengalami kontraksi sebesar 88,91 persen (yoy) pada tahun 2020 dengan total kunjungan hanya 3.545 orang.

Demi menjawab tantangan sektor pariwisata selama Pandemi Covid-19 sekaligus langkah strategis dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, pemerintah telah mencanangkan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia (GBWI) yang disinergikan dengan Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) agar masyarakat memiliki preferensi untuk berwisata di dalam negeri dan mengkonsumsi produk-produk dalam negeri sebagai salah satu upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Bimo Epyanto, mengatakan sebagai bagian dari sinergi bersama dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia mendukung penuh GBWI dan GBBI yang dicanangkan oleh pemerintah.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia memiliki tujuan tunggal untuk menjaga kestabilan nilai rupiah yang diukur dari tingkat inflasi dan nilai tukar.

Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan tersebut, Bank Indonesia memiliki visi yakni menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets untuk Indonesia Maju, yang diturunkan dalam program strategis yang salah satunya ditujukkan untuk memperkuat sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah untuk mengelola defisit transaksi berjalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Program tersebut kemudian diterjemahkan oleh Bank Indonesia dengan bersinergi bersama pemerintah daerah untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki daerah demi menurunkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Bimo, Senin (6/12/2021).

Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut dilakukan dengan mendorong net ekspor barang dan jasa dengan fokus pada sektor/komoditas yang potensial. Salah satu sektor yang memiliki potensi tersebut yakni pariwisata Wakatobi. 

“Kami melihat bahwa pengembangan pariwisata Wakatobi sebagai salah satu destinasi Bali Baru yang ditetapkan oleh pemerintah memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang dan mendorong pemulihan ekonomi nasional,” paparnya.

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Wakatobi diterjemahkan oleh Bank Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan berbagai program pengembangan yakni pengembangan UMKM pendukung pariwisata untuk mampu go export sebagai salah satu bagian yang terintegrasi dengan ekosistem Desa Wisata.

Selain itu, pengembangan pariwisita juga akan diintegrasikan dengan digitalisasi mulai dari retribusi, UMKM ataupun wahana pariwisata sebagaimana telah dilaunching bersama website teropesu dan pembayaran digital untuk DAMRI. 

“Intergrasi digital tersebut dilakukan sebagai langkah adaptasi dari perubahan gaya hidup dan pola fikir masyarakat saat ini yang semakin berbasis digital,” ujar Bimo.

Bank Indonesia juga melakukan kajian pengembangan destinasi yang berorientasi pada pariwisata berkualitas (quality tourism) Wakatobi menunjukkan indeks performa quality tourism Wakatobi sangat baik untuk Faktor High Value atau Wisata Bernilai Tinggi (pengalaman bernilai tinggi, pelayanan dan akomodasi berbasis nilai, serta premiumness). 

Namun demikian, indeks performa pada faktor sustainability atau keberlanjutan masih perlu ditingkatkan, termasuk di dalamnya keberlanjutan lingkungan (antara lain pengolahan limbah) dan pemanfaatan ekonomi lokal (antara lain pemberdayaan masyarakat dalam aktivitas wisata bahari).

Pengembangan UMKM pendukung pariwisata yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia, didukung stakeholder terkait, sejalan dengan hasil kajian tersebut. 

Dilakukan pembentukan klaster di Kabupaten Wakatobi, antara lain pengembangan klaster ekraf sikarimanan melalui pengolahan limbah sampah menjadi kerajinan di Desa Mola Selatan pada 2014 smapai 2016, klaster rumput laut di Desa Liya Mawi pada 2017-2019 dan klaster tenun di Desa Pajam yang telah diresmikan 2021 ini dan akan dikembangkan hingga tahun 2024. 

Pengembangan klaster tersebut bertujuan untuk mendorong percepatan pembentukan ekosistem pariwisata di Kabupaten Wakatobi. 

Pengembangan pariwisata Wakatobi oleh Bank Indonesia juga tidak terlepas dari penguatan aspek 3A dan 2P yakni atraksi, amenitas, aksestabilitas, people, dan promotion. 

Strategi 3A dilakukan untuk dapat memberikan ciri khas dan meningkatkan daya tarik wisatawan, sedangkan strategi 2P lebih difokuskan dalam menyebarkan informasi dan memperkenalkan destinasi wisata secara masif ke masyarakat luas.

“Penguatan Aspek 3A dan 2P salah satunya diimplementasikan dalam bentuk Program Sosial Bank Indonesia untuk mendukung fasilitas penunjang desa wisata di Desa Waha, yang berupa pembangunan dermaga, pemberian kapal dan perlengkapan diving, serta fasilitas pendukung lainnya,” jelasnya.

Di samping itu, dilakukan pula peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai salah satu faktor kunci pariwisata sebagai aktivitas penyediaan jasa. Masalah SDM merupakan kendala yang dihadapi dalam rantai nilai hulu-hilir pariwisata Wakatobi, sehingga dibutuhkan pengembangan dan penguatan kelembagaan agar terbentuk local champion. Perlu disadari bersama bahwa keberhasilan pengembangan pariwisata di Kabupaten Wakatobi hanya dapat dicapai melalui kontribusi dan sinergi berbagai pihak. 

Oleh karena itu, dibutuhkan bersinergi dan kolaborasi yang baik antar berbagai pemangku kepentingan yang terlibat demi mewujudkan Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan) di Kabupaten Wakatobi, serta bersama-sama mempromosikan pariwisata Wakatobi untuk menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara. (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamri
n

  • Bagikan
Exit mobile version