Pengunjuk Rasa di Wakatobi Luka-luka Dibubarkan Preman, Kapolres: Jika Keberatan Segera Laporkan

  • Bagikan
Korban pembubaran paksa sejumlah orang diduga preman, Hendrik Majid. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Korban pembubaran paksa sejumlah orang diduga preman, Hendrik Majid. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Koalisi Parlemen Jalanan yang mendukung upaya klarifikasi KASN terhadap rotasi dan mutasi jabatan ASN eselon II sampai IV dan kepala sekolah di Pemda Wakatobi oleh Bupati Wakatobi beberapa waktu lalu, berakhir ricuh hingga salah seorang orator alami luka-luka, Rabu (23 Maret 2022).

Masa aksi dibubar paksa oleh sejumlah orang diduga preman, saat mereka melakukan orasi di depan Hotel Wisata Wakatobi tempat pelaksanaan klarifikasi KASN. Masa aksi langsung lari berhamburan meninggalkan mobil Open Cup yang membuat Sound Syistem.

Akibat aksi pembubaran paksa sejumlah orang tersebut, sebagian masa aksi mengalami luka-luka, diantaranya Hendrik Majid.

Menyikapi hal itu, Kapolres Wakatobi AKBP Suharman Sanusi SIK, mengatakan, Hotel Wisata bukan merupakan titik aksi demonstrasi yang dilaporkan oleh pendemo ke Polres Wakatobi sehingga tidak terlalu banyak pihak kepolisian yang melakukan pengamanan di lokasi tersebut.

“Surat perintah (Spin) pengamanan kami keluarkan sesuai dengan rute yang ada dalam surat pemberitahuan. Makanya tidak full anggota di hotel karena tidak sesuai dengan titik pemberitahuan,” kata Suharman Sanusi, Rabu (23 Maret 2022).

Menurutnya, tindakan pembubaran paksa dari sejumlah orang tersebut kepada masa aksi bukanlah hal yang wajar.

Ia meminta, kepada masa aksi yang mengalami tindakan kekerasan dan keberatan terhadap pembubaran itu agar membuat laporan ke Polres Wakatobi.

“Kalau merasa keberatan segera melapor,” ucapnya.

Salah seorang orator aksi sekaligus korban, Hendrik Majid mengungkapkan, bahwa orang-orang yang melakukan tindakan pembubaran dan pengejaran kepada mereka merupakan preman yang ada di lingkaran Bupati Wakatobi Haliana.

“Kami tau siapa-siapa yang menyerang kami tadi. Dan itu adalah orang-orang yang ada di tubuh bupati sendiri,” ungkapnya.

Imbas dari pembubaran secara paksa tersebut, Hendrik Majid mengalami luka di bagian tangan akibat ditarik dari atas mobil bak terbuka. Aksi pembubaran yang diduga premanisme ini sempat dilerai oleh aparat kepolisian, namun tidak mampu dikendalikan lantaran jumlahnya yang sedikit. (C)

(Baca: Mendukung KASN Klarifikasi ASN Dinonjob Bupati Wakatobi, Pengunjuk Rasa Diserang)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan
Exit mobile version