RPS Gelar Pelatihan Jurnalisme Warga di Konut

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KONAWE UTARA-Rumpun Perempuan Sultra (RPS) memberikan pelatihan jurnalisme warga kepada warga desa di Kabupaten Konawe Utara (Konut). Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pendampingan untuk warga yang masuk kategori kelompok rentan di daerah tersebut.

Alexander La Owo, sebagai PO/ Project Officer RPS untuk Program ALIGN mengatakan, kegiatan tersebut diadakan untuk warga di empat desa. Pelatihan dilakukan selama dua hari, dengan mengundang pemateri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari.

“Ada empat desa yang kami berikan pelatihan yaitu Desa Tambakua dan Desa Pandawa Utama yang terletak di Kecamatan Landawe. Kemudian dua desa lainnya adalah Desa Bahandete dan Polora Indah di Kecamatan Langgikima,” terang Alex saat ditemui di sela-sela kegiatan pelatihan di Desa Tambakua, Jumat (30/08/2024).

Dijelaskan, warga di empat desa tersebut selama ini hidup di wilayah aktivitas perusahaan tambang dan perkebunan sawit di pelosok Konut. Akibatnya, banyak persoalan yang terus dihadapi, baik itu terkait dampak lingkungan maupun masalah lahan yang tak kunjung menemukan solusi.

“Oleh karena itu, RPS yang selama ini konsen mengadvokasi warga yang masuk dalam kelompok rentan atau marginal, hadir memberikan pendampingan untuk berupaya menghadirkan solusi dari berbagai masalah yang dihadapi warga selama ini,” terang Alex.

Sementara itu, Ketua AJI Kendari, Nursadah, selaku pemateri dalam pelatihan jurnalisme warga tersebut mengatakan, banyak perosoalan yang terjadi di masyarakat namun luput dari perhatian atau pun jangkauan jurnalis profesional. Dengan demikian, mendorong jurnalisme warga akan memberikan kontribusi positif untuk menyingkap berbagai masalah atau peristiwa yang penting dan menarik untuk diketahui publik.

“Kita ketahui bersama bahwa masyarakat yang hidup di sekitar kawasan pertambangan maupun perkebunan sawit, banyak menghadapi masalah. Namun demikian, baik perusahaan maupun pemerintah abai dari persoalan tersebut sehingga penting untuk terus disuarakan bersama,” ungkapnya.

Melalui jurnalisme warga, lanjut Nursadah, menjadi ruang bagi warga untuk bersuara menyampaikan segala persoalan yang dihadapi. Wadah untuk menyampaikan informasi dari jurnalis warga pun, tidak harus melalui media pemberitaan tetapi bisa melalui berbagai platform media sosial yang ada.

“Menjadi jurnalis warga tentunya juga harus menyampaikan informasi yang akurat, berdasarkan fakta serta tidak mengandung hoax, dengan memerhatikan cara menulis berita yang baik dan benar,” tegasnya.

Salah satu peserta pelatihan, Supriadin mengaku mendapat pengetahuan baru setelah mengikuti pelatihan tersebut. Ia berharap, adanya jurnalisme warga, persoalan yang dihadapi bersama warga lainnya selama ini, dapat diketahui publik dan mendapat perhatian dari pemangku kebijakan.

“Bayangkan dengan hadirnya perusahaan di wilayah kami, saat musim hujan kita selalu banjir lumpur. Begitu pun masalah lahan yang dikuasai perusahaan, sampai sekarang juga belum menemukan titik terang tapi itu jarang terpublikasi,” pungkasnya.

Begitu juga disampaikan Mustaman, selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tambakua. Katanya, hadirnya RPS memberikan pemahaman terkait jurnalisme warga menjadi ruang baru agar informasi maupun peristiwa penting yang terjadi di desanya dapat cepat diketahui publik.

“Kami di Desa Tambakua tiap tahun menjadi langganan banjir. Banyak lahan pertanian warga menjadi rusak dan itu terus terjadi saya musim hujan tiba. Sayangnya jarang terpublikasi, sehingga perhatian pemerintah juga minim,” pungkasnya.

Laporan: Riswan

  • Bagikan
Exit mobile version