SULTRAKINI.COM: KENDARI – Masyarakat di Kelurahan Kambu, Kota Kendari, khususnya Ibu-ibu kelompok tani diedukasi pemanfaatan pengelolaan limbah rumah tangga menjadi teknologi pengusir hama dan penyakit tanaman yang ramah lingkungan untuk produksi sayuran sehat ditengah masa pandemi Covid-19.
Program pengelolaan limbah rumah tangga ini merupakan program pengabdian masyarakat (PPM) yang digagas oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo (UHO) di Kendari diantaranya, Prof. Dr. Ir. Andi Khaeruni R., M.Si. sebagai ketua tim, dan beranggotakan Asniah, S.P., M.Si; Mirza Arsiaty Arsyad, S.P., M.Si; Agustono Slamet SP., M.P.; dan Ir. Terry Pakki, M.Si.
Program pemanfaatan dan pengelolaan limbah rumah tangga kepada masyarakat khususnya pada masyarakat Kelompok Tani Wijaya Kusuma di Kelurahan Kambu ini juga terintegrasi dengan program mahasiswa KKN Tematik UHO. Dimana pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat telah dilakukan pada Minggu, 22 Agustus 2021, lalu.
Prof Andi Khaeruni menjelaskan, bahwa yang melatarbelakangi lahirnya program pemanfaatan limbah rumah tangga ini karena di era pandemi Covid-19 saat ini memaksa masyarakat global untuk mengubah tatanan kehidupan, baik dalam aspek ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, hingga sosial karena adanya pembatasan aktifitas masyarakat atau PPKM akibaakibat Pandemi Covid-19.
“Kondisi saat ini berakibat semakin terbatasnya ruang gerak masyarakat dan mewajibkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. Maka dari masyarakat dituntut untuk tetap produktif, salah satunya dengan pembuatan teknologi ini agar sayuran atau tanaman yang dibudidayakan di pekarangan rumah misalnya, tetap sehat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus ke pasar lagi,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, Kelurahan Kambu yang berada dalam wilayah Kota Kendari juga tidak terlepas dari dampak Covid-19 yang sedang melanda dunia ini, terlihat jelas pada perubahan aktifitas perekonomian dan kesehatan keluarga serta kebiasaan sosial masyarakat.
Hal ini menuntut masyarakat Kota Kendari untuk lebih kreatif dalam mencari solusi pemenuhan kebutuhan perekonomian dan gizi keluarga sekaligus dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
“Sehingga, salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai bentuk berpikir kreatif adalah pengembangan pertanian skala rumah tangga dan pengaplikasian pupuk organik dan pestisida alami dari limbah rumah tangga,” ujarnya.
Ditengah pembatasan aktifitas saat, ini masyarakat bisa memanfaatan lahan pekarangan rumah yang terbatas memberi kesempatan masyarakat untuk tetap produktif tanpa harus meninggalkan tempat tinggal.
Selain itu, dengan memanfaatkan ruang kosong untuk budidaya tanaman, terutama tanaman hortikultura/sayuran, tidak hanya dapat mendukung perekonomian keluarga, tetapi juga memenuhi kebutuhan gizi guna meningkatkan dan menjaga imunitas tubuh keluarga.
“Olehnya itu ditengah penggunaan pupuk serta pestisida kimiawi, selain berdampak negatif terhadap lingkungan juga memerlukan biaya tinggi. Maka dari itu perlu ada sebuah terobosan pengganti pupuk atau pestisida sintetik berupa pupuk atau pestisida alami yang bahan bakunya dari limbah rumah tangga,” terang Prof Andi Haeruni.
Dosen Ilmu Hama dan Penyakit Tangga Fakultas Pertanian UHO itu juga menyampaikan bahwa, aplikasi secara berlebihan pupuk pestisida sintetik (kimia) dan tidak bijaksana menyebabkan perubahan struktur tanah, resistensi dan resurgensi hama dan penyakit, serta ketergantungan petani terhadap pupuk dan pestisida kimiawi tersebut.
Oleh sebab itu, pemerintah melalui wacana global nasional mendengungkan untuk kembali ke alam pada sektor pertanian, dengan memanfaatkan bahan baku alam (hayati) serta limbah rumah tangga sebagai bahan baku pembuatan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan.
“Bahan baku yang berlimpah dan mudah ditemukan menjadi factor utama dikembangkannya pupuk dan pestisida organik dari limbah rumah tangga. Pemanfaatan pupuk dan pestisida alami pada lahan terbatas dapat menjadi solusi untuk memperoleh sayur organik dengan input harga yang ekonomis,” terang Andi Haeruni.
Beberapa pupuk organik yang telah digunakan dalam budidaya tanaman adalah pupuk organik cair dan eco-enzim. Pertanian berbasis teknologi bahan organik ini diharapkan tidak hanya menyuburkan tanah dan mengelolah hama dan penyakit tanaman, namun juga mampu mendorong keterlibatan masyarakat, sehingga menjadi solusi pertanian berkelanjutan di era new normal ini.
“Untuk itu dosen Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo berkomitmen untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat di Kelurahan Kambu melalui pengabdian kepada masyarakat terintegrasi Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-Tematik),” pungkasnya.
Laporan: Hasrul Tamrin