Mabes Polri Pantau Pilkada Bombana, Kasra (Klaim) Menang (Tipis)

  • Bagikan
Tim polisi dari Mabes yang melakukan pemantauan pilkada di Bombana didampingi pasukan bersenjata. (Foto: Badar/SultraKini.com)

SULTRAKINI.COM: BOMBANA – Markas besar kepolisian Republik Indonesia menurunkan tim khusus untuk memantau jalannya pelaksanaan Pilkada di Bombana, Sulawesi Tenggara. Sementara itu pasca pemungutan suara, pasangan nomor urut 1 H. Kasra Jaru Munara – H. Man Arfah mengklaim telah memenangkan pertarungan lima tahunan itu.

Calon bupati Bombana 2017-2022, Kasra mengaku telah unggul dari rifalnya H.Tafdil – Johan Salim, dengan perolehan suara 51,12 persen sementara pesaingnya petahana H Tafdil mandapat 48,68 persen suara. Dengan demikian memiliki keunggulan 2,7 persen atau sangat tipis.

Menurut Kasra, kemenangannya sangat tipis sehingga bisa jadi berpotensi bakal berujung ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Saya berterimakasih kepada semua relawan dan simpatisan berkah (bersama Kasra-Man Arfah) yang sudah bekerja keras selama ini. Sehingga saya  dengan bangga mengucapkan Berkah menang,” ujarnya.

Data kemenangan itu, sambung Kasra berdasarkan laporan dari para saksi Berkah di lapangan. “Kami punya saksi yang menghitung tiap TPS,” terangnya

Jika ada pihak lawan yang mengadu ke MK, Kasra nyatakan diri telah siap. “Tentunya kemenangan kami ini sangat kecil, sehingga kami harus siap jika nantinya pilkada ini berlanjut ke MK,” paparnya.

Rendahnya angka kemenangan itu, sambung Kasra akibat banyak pendukungnya tidak memilih atau tidak diberikan surat panggilan memilih atau C6

“Data pemilih di basis saya itu rendah sekali. Di Kabaena itu pemilih cuma, 12.300 ribu, dari 20.746 angka DPT. Di Rumbia itu banyak sekali pendukung saya tidak diberikan C6. Jumlah pemilih di Bombana hanya 77. 374. Artinya ada sekitar 20 ribu lebih, itu tidak memilih. Banyak sekali pendukung saya tidak mendapat surat panggilan untuk memilih di Pilkada,” tandasnya.

Kasra mengaku jika surat C6 itu dibagikan secara normal, maka pihaknya bisa menang hingga ke angka 65 persen. “Laporan yang masuk di kami itu pendukung saya banyak yang tidak memiliki C6. Bahkan Ada keluarga dekat saya itu diberikan  surat panggilan C6 tapi tidak klop dengan data di DPT. Berarti pembuatan C6 ini saya duga tidak akurat. Akibatnya perolehan suara kami itu rendah. Dari Target 65 persen kemenangan tinggal 51,12 persen,” terangnya. 

Sementara itu jalannya pilkada di Bombana ikut dipantau dari Tim Mabes Polri. Tim datang untuk memantau pelaksanaan pilkada serta mengecek pasukan Keamanan.

Karo Kerma Sops Brigjen Pol Herry Wibowo menjelaskan Bombana merupakan salah satu daerah pilkada yang rawan konflik. Sehingga daerah ini menjadi salah satu perhatian dari Mabes Polri.

“Ada sejumlah potensi kerawanan, diantaranya karena disini dua pasang calon.  Disini kan head to head.  sehingga bisa berpotensi konflik,” ujarnya saat meninjau di TPS 2 Kasipute kecamatan Rumbia.

Perwira dengan pangkat satu bintang ini menjamin netralitas Polisi di Pilkada Bombana.  Menurutnya,  jika ada personil yang tidak netral dalam Pilkada maka sanksinya akan diberhentikan dengan tidak hormat.

“Karena ketika ada anggota kita yang ikut bermain atau anggota keluarganya itu pasti akan dicopot itu, itu janji Kapolri, pasti itu,” ujar Brigjen Pol Herry Wibowo.

Dalam kesempatan ini, tim dari Mabes Polri mengunjungi sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di Kabupaten Bombana.

Tim juga menyambangi posko pengamanan anggota Brimob yang ditempatkan di Gedung Serbaguna dan kantor KPUD Kabupaten Bombana di Kelurahan Kasipute, Kecamatan Rumbia.

Personil Brimob ini didatangkan dari Polda Nusa Tenggara Barat untuk membantu Polres Bombana dalam mengamankan Pilkada.

Selain dari Brimob, Polres Bombana juga dibantu dua peleton personil Dalmas dari Polres Konawe Selatan. 

Laporan: Badar

  • Bagikan
Exit mobile version