Dua Bulan Kedepan Ikan Masih Langka di Pasar, Berikut Prediksi BI Sultra

  • Bagikan
Jenis Ikan Cakang dan Lajang di Pasar Mall Mandonga (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM) 
Jenis Ikan Cakang dan Lajang di Pasar Mall Mandonga (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM) 

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Realisasi inflasi gabungan dua kota di Sulawesi Tenggara, Bau-bau dan Kendari pada Juli 2021 mengalami peningkatan dengan capaian inflasi sebesar 0,75 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 0,10 persen (mtm). 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sultra, menilai inflasi akan terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan adanya curah hujan yang tinggi disertai dengan gelombang laut tinggi dan dikhawatirkan dapat menggangu ketersedian pasokan ikan di Sultra.

Kepala KPwBI Sultra, Bimo Epyanto, mengatakan peningkatan tekanan inflasi di Sultra didorong oleh peningkatan harga komoditas ikan segar seiring penurunan aktivitas nelayan dan peningkatan harga sayuran seiring penurunan produksi sayuran pada periode laporan. 

“Sekitar tiga bulan belakangan ini dan satu sampai dua bulan kedepan apabila curah hujan masih tinggi lalu kemudian disertai oleh gelombang laut yang tinggi ini dikhawatirkan dapat mengganggu pasokan ikan segar karena catatan inflasi di Sultra didominasi oleh komoditas ikan tanggkap dari laut,” ungkap Bimo, Jumat (27/8/2021).

Selain itu, dorongan inflasi juga terjadi karena adanya PPKM Mikro sehingga mengakibatkan berkurangnya awak kapal yang membantu operasional dari kapal-kapal nelayan dan berkurangnya aktifitas nelayan saat perayaan hari raya kurban pada bulan sebelumnya.

“Perlu juga kami sampaikan bahwa aktifitas nelayan otomatasi dengan kapal yang tonase nya kecil sangat sulit untuk beroperasi di tengah gelombang yang tinggi dan dibarengi oleh cuaca yang buruk,” tambah Bimo.

Meskipun demikian, inflasi tahunan Sultra masih cukup terkendali sebesar 2,40 persen (yoy). Kemudian inflasi Sultra pada keseluruhan tahun diperkirakan akan tetap berada dalam range sasaran inflasi nasional sebesar 3,0±1 persen (yoy).

Sementara itu, faktor yang mempengaruhi tekanan inflasi terjadi pada tingkat konsumsi masyarakat mengalami peningkatan seiring dengan pemulihan perekonomian dan program vaksinasi yang dilakukan dan potensi kenaikan harga komoditas sesuai kebijakan yang di  tetapkan oleh pemerintah seperti angkutan udara dan cukai rokok.

Selanjutnya, faktor yang mempenggaruhi yaitu inflasi yakni perkiraan kenaikan produksi ikan segar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya meskipun tidak setinggi perkiraan sebelumnya. 

Kemudian, pemberlakuan PPKM dan pembatasan mobilitas antar daerah yang berpotensi menurunkan konsumsi masyarakat secara umum dan sinergi TPID yang semakin erat antara lain implementasi perdagangan antar daerah se Sulawesi tenggara untuk beberapa kabupaten/kota dapat mendorong keseimbangan pasokan dan harga. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan
Exit mobile version