4 Petugas KPK Kawal Nur Alam Hadiri Pemakaman Ibunda

  • Bagikan
Nur Alam (baju biru) mengenakan kopia di Bandara Cengkareng Jakarta saat akan ke Kendari, Sabtu (14 Oktober 2017).

SULTRAKINI.COM: Gubernur Sulawesi Tenggara non aktif, Nur Alam dijadwalkan tiba di Kendari Sabtu (13 Oktober 2017) sekitar pukul 10.30 Wita menumpang pesawat Lion Air. Kedatangannya di Kendari untuk melihat sekaligus melepas jenazah ibunya, Hj Sitti Fatimah (94 tahun), yang meninggal dunia Jumat dini hari kemarin.

Kedatangan Nur Alam di kampung halamannya dikawal ketat oleh empat petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terdiri dua penyidik dan dua pengawal. 

Gubernur Sultra dua periode tersebut menjadi tahanan KPK sejak 5 Juli 2017, setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penyalahgunaan wewenang dalam pemberian izin pertambangan nikel selama 2009 hingga 2014.

Sejak menjadi tahanan, Nur Alam belum pernah kembali ke Kendari, termasuk saat ibundanya sakit keras dan dirawat di RS Bahteramas Kendari. 

Selama ibunya sakit pun Nur Alam tidak diizinkan oleh KPK untuk datang menjenguk. Padahal sudah mengajukan izin jenguk sebanyak dua kali, melalui kuasa hukum.

Nur Alam seharusnya tiba di Kendari pada Jumat kemarin, namun proses administrasi di internal KPK menyebabkan kepulangan baru bisa terlaksana Sabtu. Itu pun mengalami penundaan jadwal, yang semulah akan berangkat pukul 03.00 WIB menggunakan pesawat Batik Air, namun molor pada pukul 06.00 WIB dari Jakarta.

Hj Sitti Fatimah meninggal karena menderita sakit geriatik (penyakit usia lanjut), rencananya akan dimakamkan di Desa Alebo (Konda) sesaat setelah kedatangan Nur Alam, sebagai anak ke-11 dari 12 bersaudara.

Pantauan SultraKini.com di rumah duka, pagi ini sejumlah pejabat sudah menunggu kedatangan Nur Alam. 

Laporan: Hasrul Tamrin 

  • Bagikan