TMMD ke-111 Masuk Koltim, Seperti Ini Beruntungnya Warga Kecamatan Aere

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KOLAKA TIMUR – Hadirnya program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) membawa “angin segar” bagi masyarakat Kecamatan Aere di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Bagaimana tidak, tiga item pokok program fisik dan sepuluh item program nonfisik akan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat setempat.

Sejumlah perubahan positif dari aspek pembangunan di Desa Aere, Rumbia, dan Desa Pekorea Kecamatan Aere akan dapat dirasakan masyarakat.

Selain masjid dan gereja bisa direnovasi melalui program TMMD, impian masyarakat mendapatkan pasokan air untuk mengairi persawahan mereka akan terwujud, sehingga masyarakat tidak khawatif akan gagal panen lantaran kekurangan air.

Masjid Al Muhajirin di Desa Aere, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim direnovasi melaluibprogram TMMD Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Berkat program TMMD, renovasi masjid bernama Al Muhajirin di Desa Aere akan mampu menampung jemaah hingga 500 orang yang sebelumnya hanya 300 orang.

Para personel TMMD bersama masyarakat setempat saling membantu untuk memperindah dan memperluas masjid pada bagian terasnya.

Tiang-tiang teras masjid didirikan, begitu juga pada lantainya akan dipasangkan tegel sehingga kapasitas jemaah bisa lebih banyak.

Dandim 1412 Kolaka bersama jajaran Pemda Koltim memantau renovasi Gereja Weare di Desa Rubia, Kecamatan Aere. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Dandim 1412 Kolaka bersama jajaran Pemda Koltim memantau renovasi Gereja Weare di Desa Rubia, Kecamatan Aere. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Sementara Gereja Weare di Desa Rubia akan membuat masyarakat semakin nyaman beribadah dengan perubahan yang menonjol pada atap yang diperkokoh dan bagian bangunan lainnya. Selama ini, gereja tersebut adalah rumah ibadah bagi umat Nasrani di tiga desa wilayah setempat.

Pembangunan embung di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim sedang dikerjakan secara gotong royong oleh personel TMMD dan masyarakat melalui program TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Dandim 1412 Kolaka, Letkol Inf Risa WP.Setyawan, menerangkan item pokok berikutnya yang membawa manfaat besar bagi masyarakat adalah pembuatan embung di Desa Pekorea.

Pengadaan embung, kata Dandim, termasuk mensukseskan program Pemerintah Daerah Koltim di sektor pertanian dan perkebunan. Adanya embung ini ditargetkan mampu mengairi hingga 500 hektare kawasan pertanian dan perkebunan masyarakat dari tiga desa di kecamatan itu.

“Kemarin saya sampaikan, yang dari RAB Dinas PU kita tambahkan, yang awalnya saluran irigasi itu hanya 600 meter, kami tambahkan 400 meter, dengan tambahan ini embung bisa mengairi sawah dengan pengaturan yang bergantian sampai 250 hektare jadi bisa dinaikkan dari 70 hektare menjadi dua ratusan hektare,” ucap Dandim ketika peresmian TMMD di Kabupaten Koltim, Selasa (15/6/2021).

Pembangunan embung di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim sedang dikerjakan secara gotong royong oleh personel TMMD dan masyarakat melalui program TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Pengadaan embung merupakan masukan dari masyarakat setempat. Sebab, aliran Sungai Pekorea sejauh ini tidak pernah kering. Di satu sisi, meski debitnya tidak besar, tapi mampu mendatangkan banjir di kala musim penghujan.

Sumber air yang potensial ini kemudian akan dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian masyarakat hingga di tiga desa. Hal ini juga yang membuat masyarakat mendukung dan membantu proses pembangunan.

Ukuran embung dibuat dengan tinggi dua meter dan lebar delapan meter. Kemudian dibuatkan aliran bercabang menuju tiga desa. Selama TMMD ini berjalan, secara bergantian masyarakat dari setiap dusun membantu pembangunan embung.

“Mereka (masyarakat) merasa sawah saya mau diairi, saya (masyarakat) mau kerja, mereka datang sendiri (mambantu) termasuk ibu-ibunya dengan sukarela membawakan makanan. Ini luar biasa,” ujarnya.

Seorang tokoh masyarakat, Irwan, mengaku masyarakat menampung air hujan untuk kebutuhan sawah mereka selama ini. Jika memasuki musim kemarau, sawah pun terancam gagal panen lantaran kurang pasokan air.

“Mudah-mudahan dengan adanya bendungan (embung) ini bisa kita menghasilkan panen yang bagus. (Selama ini) tadah air hujan saja, bukan dari ini (Sungai Pekorea) jadi kalau musim kemarau gagal panen,” terang pria 51 tahun itu.

Laporan: Sarini Ido
Editor:
Hasrul Tamrin

  • Bagikan