SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dalam rangka mendukung proses pembangunan jembatan Bahteramas, TNI AL akan melakukan pembersihan ranjau di Teluk Kendari dengan cara diledakkan.
Dalam sosialisasi bahaya ranjau di Markas Komando Pangkalan Angkatan Laut (Mako Lanal), Kamis (16/6/2016), pihak AL akan menurunkan kapal ranjau KRI Pulau Rupat 712 dengan berkualifikasi khusus untuk perlawanan ranjau dan sterilisasi di area ranjau.
Perlu diketahui, ranjau yang tertanam di teluk Kendari berbentuk silinder dan merupakan sisa peninggalan Jepang dalam perang dunia II pada saat sekutu gencar melakukan Operasi Starvation.
\”Teluk Kendari dulunya pernah jadi pusat pangkalan militer Jepang, ranjau ini disebarkan lewat pesawat sehingga posisinya tidak fix. Ranjau di teluk Kendari ini posisinya di mulut luar teluk, karena pergerakan arus laut dan perubahan cuaca bisa dipastikan posisinya berubah,\” ungkap Wadansatgas Latihan Tindakan Perlawan Ranjau, Letkol Laut (P) Maman Nurrahman.
Selain itu, dari hasil pendeteksian sudah ditemukan 15 titik kontak bahan peledak (ranjau) di teluk tempat pembangunan jembatan bahteramas dengan luas area penyebaran titik 400×200 meter persegi yang terletak dikedalaman 5 hingga 21 meter dibawah permukaan laut. Ranjau tersebut memiliki radius bahaya ledak sekitar 197 meter.
\”Ranjau ini bahaya, sebuah kapal akan patah dan pecah bila kena ranjau. Jika meledak, ranjau akan menghentakkan daya dan mengeluarkan gelembung suhu 700 derajat celcius,\” tegas Letkol Maman.
Untuk rencana sterilisasi ranjau akan dilaksanakan selama 8 hari, dimulai pada Sabtu 18 Juni 2016.
\”Ini sudah koridor kerjaan kita dan dilakukan oleh orang-orang professional. Masyarakat tidak perlu khawatir. Saya himbau agar jangan dekat dengan area peledakan saja,\” tambah Komandan Pangkalan Angkatan Laut, Kolonel Laut (P) Aris Harijadi. W kepada SULTRAKINI.
