SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pasca tewasnya gembong teror Santoso oleh aparat gabungan dalam Operasi Tinombala di Poso, Senin (18/7/2016) lalu, Satuan Brimob Polda Sultra meningkatkan pengawasan dan deteksi dini atas kemungkinan terjadinya teror.
Pasalnya, masih adanya rekan gembong teror Santoso dari Jaringan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) yang belum tertangkap dan diketahui masih akan melakukan berbagai macam teror.
“Kami mempersiapkan personil yang sewaktu-waktu jika dibutuhkan akan di kirim ke Poso untuk membantu Operasi Tinombala guna memberantas dan menangkap gembong teroris yang belum tertangkap,” kata Kasat Brimobda Sultra, Kombes Pol Kasero Manggolo saat di temui di Aula Dachara Polda Sultra, Kamis (21/7/2016).
Menurutnya, sebanyak 1 SSK (100 personil) Brimobda Sultra juga sudah disiagakan didaerah perbatasan antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah untuk mengantisipasi masuknya orang yang dicurigai akan menebar teror.
Untuk informasi, Santoso tewas setelah terjadi adu tembak dengan anggota TNI dari Pasukan Alfa 29. Pasukan ini merupakan satuan pemukul dari Raider 515 Kostrad yang tergabung dalam operasi Tinombala.
Tewasnya Santoso ini, mengakhiri pelariannya sejak tahun 2000, setelah diduga turut menjadi otak dalam sejumlah aksi teror di Indonesia.