UHO Dorong Seribu Lubang Hidroponik di Desa Lamomea

  • Bagikan
Tim PKMI LPPM UHO foto bersama di depan tanaman sayur pakchoy yang dibudidayakan dengan teknik hidroponik. Foto: IST
Tim PKMI LPPM UHO foto bersama di depan tanaman sayur pakchoy yang dibudidayakan dengan teknik hidroponik. Foto: IST

SULTRAKINI.COM: Tim Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) Lembaga Penelitian dan Pengadian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo berhasil membuat jalinan kemitraan antara kelompok calon wirausaha hidroponik dengan wirausaha hidroponik yang sudah eksis. 

Tim ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Azhar Bafadal, M.Si. dengan anggota Prof. Dr. Teguh Wijayanto, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Surni, MS dan Hadi Sudarmo, SP, M.Si. Mitra dalam kegiatan PKMI ini adalah  kelompok calon wirausaha hidroponik yang berada di Desa Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan yaitu Kelompok Dasawisma “Melati” dan Kelompok wirausaha hidroponik Tekbek di Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari.

Pendekatan yang dilakukan dalam memberdayakan kelompok dasawisma   adalah dengan menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan teknis di dalam  dan di luar ruangan. 

Pelatihan tersebut meliputi teknik budidaya hidroponik yang dimulai dari transfer pengetahuan di dalam kelas melalui ceramah, kunjungan pembelajaran pada wirausaha hidroponik yang sudah eksis, dan pembuatan instalasi hidroponik, praktek budidaya sampai dengan pemanenan.

Dalam pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis tersebut melibatkan Kelompok hidroponik yang sudah eksis yaitu kelompok “Tekbek” (MItra 2) yang bertindak sebagai salah satu narasumber dan membantu tim PKMI UHO dalam praktek budidaya hidroponik.

Pelatihan dan bimbingan teknis budidaya hidroponik berlangsung selama dua bulan yaitu dari tanggal 27 September sampai dengan 17 November 2022, dimulai dari penerimaan materi dalam kelas, kemudian dilanjutkan dengan penyemaian, pembuatan instalasi hidroponik, penanaman, pemeliharaan hingga panen. 

Berdasarkan pemantauan tim terlihat bahwa peserta dapat mengikuti dengan baik materi pelatihan dan bimbingan teknis perakitan instalasi serta praktek budidaya hidroponik. 

Hal tersebut terlihat ketika Tim PKMI melakukan monitoring tanaman dua kali dalam seminggu dimana peserta antusias merawat tanamannya sesuai dengan petunjuk yang diberikan dimana kadar  nutrisi dalam larutan dipertahankan pada kisaran 800-1200 ppm.

Jenis tanaman yang ditanam adalah sayur pakchoy dan slada.  Tanaman pakchoy dipanen pada umur 35 hari setelah tanam, sedangkan umur panen tanaman slada yakni 45 hari setelah tanam.  Kondisi tanaman yang dipanen  sekitar 75%-80% dari potensi yang dapat dicapai. 

Menurut ketua kelompok usaha hidroponik Tekbek yakni Zohorman bahwa hal tersebut bukanlah masalah karena para peserta masih dalam proses belajar dan disarankan untuk mengulanginya 2-3 kali lagi dengan menjaga larutan nutrisi pada kadar ppm di atas 800 dan ph air pada kisaran 5,5 sampai dengan 6,5 untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik.

Dampak dari pelatihan ini telah mengangkat motivasi peserta untuk mencoba berbudidaya hidroponik dan berhasil menggugah  Kepala Desa Lamomea untuk mengembangkan hidroponik di desanya. Pada akhir kegiatan Kepala Desa menyatakan bahwa tahap pertama  akan memfasilitasi masyarakatnya untuk berbudidaya hidroponik melalui pengadaan seribu lubang hidroponik dan akan dipusatkan di halaman balai desa. 

Pada akhir program PKMI dibuat nota kesepahaman yang menyatakan bahwa  Kelompok wirausaha Tekbek bersedia memberikan bimbingan teknis dan menjadi bapak asuh untuk kelompok dasawisma Melati dalam berwirausaha hidroponik. Untuk menjamin keberlanjutan program di lapangan setelah kegiatan PKMI selesai maka Tim PKMI  menyerahkan perangkat hidroponik yang telah dirakit oleh peserta dan seluruh bahan lainnya ke kelompk dasawisma Melati.   

Laporan: Sumber Press Release

  • Bagikan