Cadangan Pangan Nasional 2022 9,71 ton, Sultra Disebut masih Aman

  • Bagikan
Ilustrasi pangan (Antara Foto/Dedhez Anggara)

SULTRAKINI.COM: Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan masyarakat mempunyai hak dan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan cadangan pangan. Terlebih jumlah penduduk Indonesia pada 2045 diperkirakan 318,96 juta jiwa. Jumlah yang sangat besar yang tentunya perlu didukung dengan kecukupan pangan pokok.

Survei Cadangan Pangan Nasional (SCBN) 2022 diumumkan Kementerian Pertanian bersama Badan Pusat Statistik diketahui mencapai 9,71 ton. Survei tersebut, meliputi penghitungan ketersediaan cadangan beras di tingkat rumah tangga, penggilingan, pedagang beras, bulog, horeka, industri, dan pengolahan.

Survei dilakukan pada Juni 2022 di 34 provinsi, meliputi 490 kabuputen/kota dengan jumlah 47.817 sampel, terdiri dari 14.100 sampel rumah tangga dan 33.717 sampel nonrumah tangga dengan melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator.

Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pimpinan wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Siti Mardati Saing, mengatakan cadangan beras diberikan pemerintah sebanyak 1,2 juta ton di seluruh Indonesia, sedangkan yang terserap di Sultra mencapai 36 ribu ton, data per Mei 2022 masih terdapat 16 ribu ton atau 45 persen.

Dilansir dari Kementan, Jumat (12 Agustus 2022), Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Muhammad Habibullah, menjelaskan berdasarkan hasil survei stok beras nasional periode 31 Maret 2022 tercatat 9,11 juta ton. Kemudian pada 30 April 2022 meningkat 10,15 juta ton dan stok pada Juni 2022 menjadi 9,71 juta ton.

“Stok beras pada Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, BULOG 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton, dan di Horeka maupun industri sebesar 0,28 juta ton,” ujarnya, Senin (8 Agustus 2022).

Habibullah menambahkan, rata-rata stok beras di seluruh institusi mengalami peningkatan periode 30 April dibandingkan 31 Maret 2022. Stok beras di rumah tangga produsen mencapai kurang lebih 390-443 kilogram, sedangkan stok beras di rumah tangga konsumen 9-10 kilogram.

“Hasil SCBN22 mengkorfirmasi posisi surplus beras periode 2019 sampai Juni 2022 menggunakan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS stok beras mencukupi dan akan terus bertambah seiring dengan adanya panen tiap bulan hingga akhir Desember 2022,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi, mengatakan survei data tersebut menjadi penting untuk menentukan program penguatan produksi ke depan. Apalagi Indonesia dan negara-negara di dunia tengah menghadapi ancaman krisis global.

Menurut Suwadi, setelah 2019 sampai hari ini tidak ada impor beras umum dan produksi data BPS KSA selalu meningkat dari tahun ke tahun serta menunjukkan surplus.

“Kolaborasi Kementan dan BPS dapat terus ditingkatkan untuk kepentingan bangsa yang lebih besar,” ujarnya.

Untuk diketahui, produksi beras nasional pada 2019 mencapai 31,31 juta ton. Jumlah ini mengalami peningkatan di 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di 2021 menurun menjadi 31,33 juta ton. Di sisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikkan yang diikuti kenaikkan NTP maupun NTUP. (B)

Laporan: Feni Sul Fianah
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan