BI Dukung Ekonomi Kreatif Tenun Tradisional

  • Bagikan
Penandatanganan Nota Kesepahaman Pengembangan Kerajinan Tenun Tradisional di Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna antara Pemerintah Kabupaten Muna, Bank Indonesia dan Bank Sultra. (Foto: K

SULTRAKINI.COM:KENDARI – Ekonomi kreatif memiliki peran dalam perkembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, olehnya itu Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sultra mengambil peran mendorong ekonomi kreatif melalui pengembangan kerajinan tenun tradisional.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sultra, Minot Purwahono mengatakan dorongan tersebut dilakukan dalam rangka menjalankan perannya sebagai mitra strategis bagi Pemerintah Daerah (Pemda), sehingga KPwBI Sultra terus berupaya mendorong perekonomian daerah salah satunya dengan mendukung pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah termasuk pada bidang ekonomi kreatif.

“Kabupaten Muna sebagai salah satu bagian dari Sultra yang memiliki banyak kekayaan budaya termasuk kerajinan tenun tradisional yang sudah berkembang sejak lama, dan menjadi bagian dari keseharian masyarakat Muna,” kata Kepala KPwBI Sultra Minot Purwahono, Selasa (31/10/2017).

Selain itu, pihak BI Sultra telah menandatangani Nota Kesepahaman Pengembangan Kerajinan Tenun Tradisional di Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna antara Pemerintah Kabupaten Muna, Bank Indonesia dan Bank Sultra.

“Nota Kesepahaman tersebut dimaksudkan untuk mendorong sinergi antara pihak yang terlibat dalam upaya mendorong pengembangan kerajinan tenun tradisional. Dipilihnya Desa Masalili sebagai lokasi pengembangan tenun tradisional Muna, dilatar belakangi oleh beberapa pertimbangan diantaranya yakni jumlah pengrajin yang cukup banyak di desa tersebut, pengrajin yang relatif terbuka terhadap perubahan dan telah adanya intervensi dari pemda,” ujarnya.

Untuk itu, intervensi yang akan dilakukan oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam nota kesepahaman ini mencakup penguatan kelembagaan, pendampingan untuk mengakses sumber permodalan usaha, pemberian pelatihan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas produk melalui percepatan alih teknologi, pemberian sarana maupun alat produksi, serta memperluas akses pemasaran melalui promosi produk.

“Tahap awal nota kesepahaman ini akan melibatkan setidaknya 18 kelompok pengrajin tenun di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna,” katanya.

Untuk diketahui, pengembangan kerajinan tenun di Desa Masalili merupakan upaya aktif dari Bank Indonesia dalam mengembangkan UMKM yang memiliki peranan penting dalam menciptakan lapangan kerja, menekan tingkat pengangguran dan kemiskinan.

Melalui sinergi dalam mengembangkan tenun tradisional di Desa Masalili ini diharapkan keberadaan tenun tradisional dari Kabupaten Muna akan dikenal lebih luas dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pengrajin.

“Kesepakatan tahap awal pelaksanaan kegiatan tersebut akan berlangsung selama 2 tahun dan akan diperpanjang jika dipandang perlu,” terangnya.

Selain mengembangkan kerajinan tenun di Raha, KPwBI Sultra mengimbau kepada pemda setempat agar mengembangkan beberapa komoditas unggulan seperti tanaman pangan di Konawe, bawang merah di Kolaka Utara (Kolut) kakao di Kolaka Timur (Koltim), hortikultura di Konawe Selatan (Konsel), dan rumput laut di Wakatobi.

Selain penandatanganan Nota Kesepahaman, dalam kesempatan tersebut juga diselenggarakan kegiatan Capacity Building tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kabupaten Muna, untuk meningkatkan upaya pengendalian inflasi daerah yang diikuti oleh instansi terkait.

Laporan : Nova Aliza

  • Bagikan