Menpar Arief Yahya: Tinggal 6 Hari Lagi, Vote Indonesia!

  • Bagikan
Menpar Arief Yahya

SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Anda sudah nge-vote Indonesia di World Halal Tourism Award 2016 belum? Sudah nge-klik yang ini http://bit.ly/VOTEindonesia belum? Sudah memilih 12 nominator asal Indonesia belum? Please deh, lima menit saja, investasikan waktu Anda untuk membuat bangsa ini semakin tegak berdiri, memenangkan kompetisi halal tourism di Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA), melalui voting 24 Oktober – 6 November 2016, dan dilanjut dengan final tahab ke-2 pada 7-24 November 2016.

“Waktunya tinggal 6 hari lagi, yuk nge-vote Indonesia. Pastikan kita sapu bersih di semua kategori yang kita masuk. Satu suara Anda sangat bermakna buat perkembangan wisata halal di tanah air,” harap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI di Jakarta.

Status juara dunia wisata halal itu penting buat Lombok NTB, Nangroe Aceh Darussalam, dan Sumatera Barat. Karena ketiga kawasan itu memang sedang disetting untuk menjaring wisman asal Timur Tengah yang memiliki spending paling tinggi dan lama tinggal paling lama. “Jumlah outbound Timur Tengah juga sekitar 120 juta wisman setiap tahunnya. Dan di Kawasan Asia Tenggara, yang terbesar justru di Thailand dan disusul Malaysia,” kata Menpar Arief yang Mantan Dirut PT Telkom itu.

Padahal, penduduk Thailand tidak mayoritas muslem. Indonesia dan Malaysia lebih banyak komunitas muslemnya? “Iya, memang halal tourism itu tidak terkait langsung dengan agama, tetapi lebih ke services. Thailand itu tidak banyak muslem, tetapi mereka menerapkan standar pelayanan internasional yang bagus dan nyaman, sehingga wisman dari Timur Tengah pun merasa nyaman,” kata Arief.

“Nah, bagi kita, bangsa Indonesia, sudah punya modal yang lebih kuat. Penduduk muslem banyak, tempat ibadah masjid ada di mana-mana, makanan yang ini dianggap paling sensitive, untuk tiga lokasi itu –Lombok, Sumbar, Aceh–, sudah hampir pasti 100 persen halal. Tidak perlu diragukan. Proses memasaknya juga sudah 100 persen halal. Kita punya modal besar untuk juara. Tinggal ke depan, harus disertifikasi halal, agar mereka yakin secara formal dan informal akan status halal itu,” ungkapnya.

Sertifikasi halal itu penting, meskipun orang Indonesia sudah tahu sama tahu, bahwa semua masakannya juga berasal dari bahan yang halal. Tidak ada orang yang berani ambil risiko untuk mengkonsumsi sesuatu yang tidak halal. “Tetapi buat penduduk dunia, status halal oleh lembaga yang berhak dan terpercaya mengeluarkan sertifikat halal itu sangat penting. Dan yang paling penting adalah service atau layanan yang terbaik, bersih, sehat, nyaman, ramah, dan hospitality-nya bagus. Itulah yang membuat orang datang lagi, selain factor alam dan budaya,” jelas Arief Yahya. 

Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar, Riyanto Sofyan juga terus meminta kepada kerabat, saudara, karib, teman, dan semua pihak untuk mensukseskan pemenangan Indonesia di Halal Tourism itu. Tahun 2015 lalu, Indonesia juara umum dengan memenangi 3 kategori sekaligus dari 15 kategori yang dilombakan. Yakni Lombok sebagai World Best Halal Destination Award 2015 dan World Best Halal Honeymoon 2015, lalu Sofyan Betawi Hotel Jakarta sebagai World Best Halal Hotel 2015. “Agar konsisten, kita harus bangun tradisi juara di Halal Tourism ini,” kata Riyanto Sofyan.

Tahun 2016 ini seharusnya lebih siap, karena partisipasi public juga lebih tinggi. Harapan daerah seperti Sumbar, Aceh dan Lombok untuk mendapatkan impact dari pembangunan Pariwisata juga semakin besar. Seluruh kadispar dan Kepala STP dan Sekolah Pariwisata di Bandung, Palembang, Lombok, Bali, Makassar dan Medan juga sudah mengerahkan semua pasukannya,

Pengusaha Hotel Rainier H Dauly, pemilik Rhadana Group yang hotelnya di Bali juga masuk nominasi Halal Tourism menyebut, halal itu lifestyle. Halal itu gaya hidup. Karena itu, meskipun berbasis di Bali, hotel yang dia kelola dengan professional juga masuk dalam nominasi World’s Best Family Friendly Hotel 2016. “Silakan vote hotel kami, The Rhadana Hotel, Kuta, Bali, Indonesia. Kami akan menjadi satu-satunya hotel bersertifikat halal di Bali,” kata Rainier penuh semangat.

Apa yang istimewa dari Rhadana Hotel? Lihat saja profile-nya di Trip Advisor, klik saja https://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g297697-d3314222-Reviews-Rhadana_Hotel-Kuta_Bali.html#photos;geo=297697&detail=3314222. “Silakan baca reviews dari para customers kami. Kami punya banyak kreasi dan keunikan, dan itu yang membuat kami hidup dan berkembang. Kami concern di services, karena yang membuat hotel itu bisa bersaing di level dunia adalah sercive excellent-nya,” kata Rainier.

Kemenpar sudah menetapkan 3 daerah yang dikembangkan untuk wisata halal, yakni Lombok NTT, Sumbar dan Aceh. Namun bukan berarti industrinya terbatas hanya 3 kota itu saja. Hampir semua kota punya industri wisata halal, misalnya hotel, resort, resto, cafe, atraksi, dan lainnya. Destinasi halal adalah tujuan wisata yang lengkap dengan fasilitas halal, pariwisata ramah wisatawan muslim (muslim friendly tourism). Mudah menemukan masjid, tempat wudlu, di hotel juga ada arah kiblat, jam shalat, kitab suci, dan lainnya.(*)

 Nominator Indonesia itu adalah:

1. World’s Best Airline for Halal Travellers: Garuda Indonesia

2. World’s Best Airport for Halal Travellers: Sultan Iskandar Muda International Airport, Aceh Indonesia.

3. World’s Best Family Friendly Hotel: The Rhadana Hotel, Kuta, Bali, Indonesia

4. World’s Most Luxurious Family Friendly Hotel: Trans Luxury Hotel Bandung Indonesia

6. World’s Best Halal Beach Resort: Novotel Lombok Resort & Villas, Lombok, West Nusa Tenggara Indonesia

7. World’s Best Halal Tour Operator: West Sumatera Indonesia

8. World’s Best Halal Tourism Website: www.wonderfullomboksumbawa.com, Indonesia

10. World’s Best Halal Honeymoon Destination: Sembalun Village Region, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

11. World’s Best Hajj & Umrah Operator: ESQ Tours & Travel, Jakarta, Indonesia

13. World’s Best Halal Destination: West Sumatera, Indonesia

14. World’s Best Halal Culinary Destination: West Sumatera, Indonesia

15. World’s Best Halal Cultural Destination: Aceh, Indonesia (*)

(Kemenpar RI)

  • Bagikan