Disperindag Jual Sembako Murah untuk Warga Kurang Mampu

  • Bagikan
Warga kurang mampu serbu pasar Sembako murah yang dijual Disperindag Butur, Senin (27/6/2016). (Foto: Harto Nuari/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUTON UTARA – Suasana bulan puasa tak menyurutkan antusiasme warga yang sebagian besar kaum hawa untuk membeli Sembako dengan harga “miring”. Pasar murah ini digelar selama tiga hari, 27-29 Juli 2016 di eks pelataran Kantor DPRD Buton Utara (Butur).

Pasar murah yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Butur ini, hanya diperuntukan bagi warga kurang mampu/berpenghasilan rendah. Sekaligus untuk menekan naiknya harga barang dipasaran. Sebab, setiap jelang lebaran, banyak spekulan menaikkan harga.

Kepala Disperindag Butur, La Ode Sahusu mengatakan, kegiatan pasar murah sudah yang keenam kalinya digelar di Butur. Sasarannya adalah warga kurang mampu atau yang berpenghasilan rendah.

“Kita berharap, pasar murah ini akan membantu warga kurang mampu. Paling tidak, kebutuhan Sembako-nya bisa terpenuhi menjelang lebaran Idul Fitri,” kata Sahusu saat ditemui di lokasi pasar murah, Senin (27/6/2016).

Ia melanjutkan, pihaknya menyiapkan 11 item barang, diantaranya minyak tanah, terigu, beras, minyak goreng, gula pasir, mentega, mie instan dan aneka minuman kaleng. Barang-barang tersebut dijual dibawa harga pasar, sebab sudah mendapat subsidi sebesar 25 persen dari Pemda.

“Makanya dijual murah, karena ada subsidi 25 persen,” pungkasnya.

Setiap satu keluarga akan mendapatkan kesempatan membeli 11 item barang dengan harga murah. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan serta keterbatasan stok, maka Disperindag hanya membolehkan untuk pemegang kupon yang bisa membeli barang.

“Kuponnya sudah kita bagikan. Jumlah kupon disesuaikan dengan ketersediaan stok,” terang mantan Camat Wakorumba Utara ini.

Rata-rata selisih harga per item barang berkisar Rp 2.000-5.000. Sehingga bila ditotal untuk 11 item barang selisihnya Rp 57.500. “Kalau beli di pasar Rp 242.500. Sedangkan disini hanya Rp 185.000,” ulasnya.

Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan