Festival Border Aruk-Kalbar Tembus 6137 Wisman Malaysia

  • Bagikan
Festival Border Aruk-Kalbar Tembus 6137 Wisman Malaysia

SULTRAKINI.COM: SAMBAS – Ibarat mesin diesel. Makin lama makin mantap. Itulah hasil nyata kerja Menpar Arief Yahya menggeber Festival Wonderful Indonesia (FWI) di perbatasan, Aruk, Sambas, Kalbar dengan Malaysia. Dua hari atraksi sukses menyedot 6.137 wisman asal Malaysia Timur (Serawak dan Sabah). Hari pertama 1.432 wisman hari kedua 4705 wisman.

Melampaui angka FWI sebelumnya 3.332 wisman bulan September. Ada kenaikan kunjungan 2.805 wisman. Capaian yang luar biasa mengingat even pertama Februari hanya 100 kunjungan. “Ini data resmi yang dicatat imigrasi pos lintas batas Aruk. Melampaui target yang kita tetapkan saat rakor yaitu 5000 wisman,” kata Kepala Bidang Festival Asia Tenggara Kemenpar RI, Eddy Susilo. Itulah hasil nyata FWI selama dua hari 5 -6 Nepember 2016 di Lapangan Sajingan Besar Aruk kec Sajingan kab Sambas Kalbar. 

Selama dua hari ribuan wisman Malaysia bersama warga lokal digoyang artis-artis dangdut ibukota. Minggu (6/11/2016) giliran Siti Badriyah sebagai pamungkas. Lapangan berkapasitas 10000 orang itu penuh sesak. Warga dua negara bersebelahan itu tumplek blek jadi satu. Bahkan meluber ke jalan jalan karena lapangan tidak cukup. 

“Saya mencatat dari waktu ke waktu Festival  Wonderful Indonesia di perbatasan itu terus meningkat. Karena ada hiburan baru yang menarik buat orang Malaysia. Setelah ramai, kelak harus punya destinasi sendiri di kawasan tersenut, sehingga oramg Malaysia bisa lebih lama berkunjung ke tanah air,” kata Rizki Handayani Mustafa, Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN Kemenpar itu. 

Sibad, nama panggung biduan asli Bekasi itu menghibur penonton dengan 7 lagu. Lima lagunya sendiri sisanya lagu Slank berlirik dangdut. Paling heboh lagu dari albumnya sendiri berjudul Bara Bere. Penonton Malaysia pun ikut bernyanyi saking familiernya. Pedangdut yang main sinetron Senandung MNC TV itu tampak anggun dengan baju panjang warna gelap yang menutup seluruh tubuh dan kakinya.

“Halo apa kabar penggemar Siti dari Malaysia? Mau ga Siti puasin…yuk berjoget bersama Wonderful Indonesia,”ajaknya ramah kepada lebih dari 10 ribu penggemarnya. Dua jam lebih pedangdut yang memulai debut dari lagu Brondong Tua itu mengajak penonton berjoget. 

Membludaknya penonton Malaysia di festival pamungkas cross border tourism 2016 ini juga terilihat dari mobil mereka yang memadati area parkir. Karena tidak cukup masih meluber ke badan jalan.  Sepanjang 300 meter berderet di pinggir kiri dan kanan jalan. Mobil-mobil kancil dengan plat depan “Q” itu parkir rapi menunggu pemiliknya yang asyik berjoget bersama wonderdul Indonesia sejak 14.00 – 16.00 Wib. Warga negeri Jiran itu umumnya datang bersama keluarganya. Satu mobil bisa berisi 5 – 7 orang. Dari catatan imigrasi Pos Lintas Batas Aruk, selama dua hari festival ada 700 mobil masuk Indonesia. “Saya suka sekali Siti Badriyah. Selama ini cuma lihat di TV,”tutur Syaeful Anwar bersama 7 keluarganya saat ditemui di border Biawak Malaysia. 

Panitia memfasilitasi sutle bus gratis dari border Biawak ke venua berjarak 500 meter. Kepala Pos Imigrasi Lintas Batas Aruk, Abdullah, SH mengaku kuwalahan mencatat wisman Malaysia yang lewat border menonton Festival Wonderful Indonesia. Tenaga imigrasi berjumlah 6 orang yang biasanya mendata 10 orang wisman hari biasa, dua hari berlangsung festival mencatat ribuan orang. “Hari pertama festival ada 1600 wisman masuk, hari kedua 4700 wisman,” jawab Abdullah Minggu (6/11) malam.

Selain konten festival yang makin menarik, sukses kali ini tak lepas dari promosi yang gencar. Untuk mengundang wisman geber promosi dilakukan sampai Kuching. Apa lagi kota kota terdekat perbatasan seperti Biawak dan Lundu, bombardir promo tidak hanya lewat baliho dan poster. Tapi juga radio dan koran lokal seperti The Borneo Post, Utusan Borneo, dan Bernama. Diluar hiburan dangdut dan tari tarian daerah Serawak yang disuguhkan, warga Malaysia juga senang menonton lomba Pasak Gangsing dan Menyumpit. Selama dua hari perlombaan warisan Suku Dayak ini diikuti 150 an orang laki laki maupun perempuan. 

Camat Sajingan Besar, Suhut Firmansyah yang menutup FWI 2016 menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kemenpar atas dipilihnya Desa Aruk kec Sajingan sebagai lokasi festival hingga ketiga kalinya. Selain mendatangkan wisman juga menumbuhkan ekonomi warga. Dari pantaun lokasi warga yang berjualan lebih dari 300 warung. Jika rata rata dua hari omsetnya Rp 2 juta per warung, akan tembus transaksi Rp 600 juta. (*)

(Kemenpa RI)

  • Bagikan