Kades Silea: Saya tidak Amankan Dana BUMDes ke Rekening Pribadi

  • Bagikan
Kades Silea, Kasran. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)
Kades Silea, Kasran. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Kepala Desa (Kades) Silea, Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe, Kasran, memberi klarifikasi. Sebelumnya, ia disebut telah ‘mengamankan’ dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dari rekening desa ke rekening pribadi.

Saat ditemui di rumanya, Rabu (16/5/2018), Kasran mengatakan bahwa apa yang diungkapkan Wakil Ketua DPC Projo Konawe, Suharjaya di media massa tidaklah benar. Kejadian sebenarnya tidak seperti yang ditudingkan.

Dikatakannya, dana desa tahap II tahun 2017 yang akan dialokasikan untuk BUMDes, baru cair Desember. Akibat keterlambatan itu, pihaknya berinisiaif menarik dana tersebut dari rekening desa di Bank Sultra ke rekening BUMDes di BRI.

“Jadi dana yang ada di rekening desa itu saya transfer ke rekening BUMDes. Bukan rekening pribadi,” jelasnya.

(Baca: Oknum Kades di Konawe ‘Amankan’ Dana BUMDes di Rekening Pribadi)

Saat membuka rekening BUMDes lanjut Kasran, dia sendiri yang mengajak Direktur dan Bendahara BUMDes ke bank. Hal itu dilakukan demi transparansi bersama.

“Kalau kurang yakin, nanti tanya ke mereka (Direktur dan bendahara BUMDes, red),” terangnya.

Sementara itu, pendamping Desa Silea, Firman Jaya yang juga turut diungkit kinerjanya juga memberi klarifikasi. Menurutnya, apa yang dituduhkan Suharjaya kepada Kasran dan dirinya tidak benar. Ia mengaku telah menjalankan program pendampingan di desa dampingan dengan baik, serta tak ragu jika ada penindakan dari pemerintah desa yang tak prosedural.

“Terkait masalah ini tidak ada yang keliru. Kades Silea sangat hati-hati dalam hal pengelolaan keuangan. Termasuk pengelolaan dana BUMDes,” katanya.

Ia mengatakan, dana BUMDes senilai Rp 105.653.200 bakal dialokasikan untuk usaha simpan pinjam. Tetapi, belajar dari pengalaman yang telah ada, usaha tersebut harus digodok matang terlebih dulu terkait prosedurnya. Agar dana yang disebar ke masyarakat tidak bias.

“Kita mau buatkan regulasinya dulu, karena kalau tidak matang risikonya tinggi. Dalam waktu dekat, usaha ini sudah akan mulai dijalankan,” tandasnya.

 

 

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan