Kesal Jalan Tak Kunjung Diperbaiki, Masyarakat Mulwa Tutup Jalan Penghubung Empat Kabupaten

  • Bagikan
Aksi demontrasi dan penutupan ruas jalan poros Lambuta-Motaha di Desa Unggulino, Kecamatan Puriala, Konawe, Kamis (13/2/2020). (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Jalan Provinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Konawe, Kota Kendari, Konawe Selatan, dan Kabupaten Kolaka Timur di Desa Unggulino Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditutup oleh puluhan masyarakat dari Desa Mokaleleo, Unggulino, Laloonaha, dan Wawosanggula (Mulwa), Kamis (13/2/2020).

Aksi penutupan ruas jalan yang juga dikenal dengan Poros Lambuya – Motaha ini dilakukan sebagai bentuk protes masyarakat kepada pemerintah provinsi (Pemprov) yang hingga saat ini belum melakukan perbaikan sejumlah ruas jalan yang mengalami kerusakan yang cukup parah di wilayah itu.

Sekertaris Umum (Sekum) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Konawe, Rekisman, menyebutkan pada 2019 lalu, pihaknya pernah melakukan aksi demonstrasi di Dinas Bina Marga Sultra dan Kantor DPRD Provinsi dengan tuntutan yang sama, namun sampai saat ini rencana perbaikan jalan belum juga dilakukan.

“Karena kendaraan yang melewati jalur ini tidak hanya kendaraan mini bus, tetapi juga dilewati oleh kendaraan denagn beban muatan di atas 15 ton, sementara ketahanan jalan tidak mampu menanggung beban muatan seberat itu,” kata Rekis saat menyampaikan orasinya.

Ditambahkannya, massa akan terus melakukan aksi penutupan jalan jika pemprov tidak segera merespon keinginan masyarakat untuk segerah melakukan perbaikan jalan di sepanjang poros Lambuya – Motaha.

Akibat aksi ini, aktifitas kendaraan lumpuh total, sebab para demonstran tidak mengizinkan satupun kendaraan untuk melewati jalur ini. Akibatnya, penumpukan kendaraan roda dua maupun roda 12 terejadi di jalur ini sepanjang tiga kilo meter dari kedua arah. Bahkan sejumlah pengendara terpaksa memutar balik kendaraannya karena sudah menunggu sejak pagi.

Salah satu pengendara, Sutar mengaku tidak bisa berbuat banyak karena tuntutan para demonstran ini menyangkut perbaikan jalan, meski harus memutar balik kendaraannya. Ia mendukung aksi ini agar pemprov bisa segerah melakukan perbaikan jalan.

“Saya mau pergi melayat di Konsel. Terpaksa harus pulang saja, karena tidak bisa lewat. Saya mendukung aksi ini, karena memang jalur ini sudah lama rusak dan belum ada tanda-tanda perbaikan, semoga pemerintah segera melakukan perbaikan,” ujarnya.

Setelah menunggu lama sekira pukul 14.00 wita, Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Bobi Indra, sebagai perwakilan dari Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Sultra akhirnya datang menemui massa aksi yang masih melakukan penutupan, untuk bernegosiasi.

Bobi mengaku, pihaknya telah menyediakan anggaran sebesar Rp 3 miliar lebih untuk perbaikan ruas jalan lambuya –motaha sepanjang 1 kilo meter lebih, dan saat ini Draf Rincian Penggunaan Anggaran (Dipa) sudah masuk di Badan Pelelangan Jasa (BPJ) untuk dilakukan proses lelang.

“Prosesnya masih jalan, dan anggarannya sudah ada, hanya memang kami belum bisa memastikan kapan mulai dikerjakan karena harus melalui proses tender dulu,” kata Bobi di hadapan massa aksi.

Aksi penutupan jalan akhirnya dihentikan setelah Kasi Perencanaan Dinas Bina Marga Sultra, Bobi Indra bersediah menandatangani surat perjanjian diatas materai yang disaksikan oleh seluruh massa aksi, Kapolsek Puriala, dan juga para pengguna jalan.

Dalam surat perjanjian itu disebutkan, apa bila dalam jangka waktu tiga bulan kedepan Pemprov belum juga melakukan perbaikan, maka masyarakat akan kembali melakukan aksi penutupan jalan secara total hingga proses perbaikan jalan dilakukan.

Meski membuat kemacetan parah, aksi ini berjalan dengan baik tanpa kegaduhan. Aksi penutupan jalan ini juga mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Puriala. Saat ini akses jalan di wilayah itu sudah kembali normal.

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan