Purnatugas, Kery Saiful Konggoasa Tinggalkan Segudang Legasi

  • Bagikan
Kery Saiful Konggoasa. (Foto: Ist)
Kery Saiful Konggoasa. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Dua periode memimpin Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara sebagai Bupati, Kery Saiful Konggoasa (KSK) mengakhiri masa kepemimpinannya tepat pada Minggu, 24 September 2024. Setelah sebelumnya dilantik sebagai Bupati Konawe pada 24 September 2018 masa bakti 2108-2023.

Selama menjabat sebagai Bupati Konawe, Kery sudah banyak menorehkan dan mencatatkan prestasi bagi Kabupaten Konawe, baik prestasi pembangunan maupun kebijakan yang pro-rakyat.

Di awal menahkodai Konawe 2013 silam, KSK diperhadapkan dengan sejumlah tantangan berat. Mulai dari pertumbuhan ekonomi yang berada diangkat minus, investasi yang sangat minim, hingga tata pengelolaan keuangan daerah yang masih rendah dan masih banyak lagi.

Banyaknya tantangan di awal kepemimpinannya, tak lantas membuat Bupati yang akrab disebut KSK patah arang. Ia telah siap dengan visi misinya dan selalu optimis dengan hal itu.

“Apakah warga Konawe sudah makan? Apakah warga sudah sehat? Apakah warga sekolah? Tiga hal ini yang akan kita tuntaskan,” kata KSK.

Pertanyaan, apakah warga Konawe sudah makan, dijawab KSK dengan menjadikan Konawe sebagai lumbung beras Sultra lewat program sejuta ton gabah. KSK juga terus menciptakan iklim investasi yang baik dan menjadikan Konawe sebagai surganya para investor.

KSK mengungkapkan, produksi gabah Konawe saat ini mencapai 300 ribu ton tiap panen. Dalam setahun, panen bisa dua sampai tiga kali. Produksi per hektarnya, antara empat sampai di atas sembilan ton gabah. Tak heran jika kemudian Konawe mampu memenuhi kebutuhan beras dalam daerah.

“Beras Konawe menjadi penyangga kebutuhan pangan daerah lainnya di Sultra. Kita telah MoU dengan pemerintah Muna Barat dan Buton terkait kerja sama untuk memenuhi kebutuhan beras di sana. Kita juga sampai mengirim beras di Maluku Utara, sampai menyurat ke Presiden Jokowi agar diberi kuota ekspor beras ke Tiongkok,” jelasnya.

Selain itu, masuknya mega industri Morosi yang dikelola PT VDNI Park telah membuka kesempatan kerja baru bagi puluhan ribu warga Konawe. Mereka adalah orang-orang yang bekerja di PT VDNI dan PT OSS, perusahaan kontraktor, hingga pengusaha mikro dan menengah yang hidup atas hadirnya mega industri tersebut.

“Tidak gampang menarik investor di Konawe. Sampai-sampai orang bilang molangu itu Kery. Tapi lihat saat investor telah masuk, semua dapat menikmatinya. Bukan saja warga Konawe, tapi juga Sultra dan daerah lainnya di Indonesia,” ujar KSK.

Selain menarik investor di Morosi, KSK juga mampu menarik investor besar lainnya di Konawe. Saat ini ada dua proyek raksasa yang tengah dalam proses pembangunan di Konawe, yakni Indonesian Konawe Industrial Park (IKIP) di Routa dan Konaweha Industrial Park (KIP) di Bondoala. Dua industri pengolahan nikel itu bakal menjadi persembahan dari Konawe untuk Indonesia dan dunia.

Kemudian, pertanyaan terkait apakah warga Konawe sudah sehat telah dijawab KSK dengan membangun Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit (RS) Kabupaten Konawe. RS tersebut dibangun dengan dana pinjaman dari PT SMI (BUMN) dan telah diresmikan Menteri Keuangan Sri Mulyani 2018 lalu. RS Konawe telah mendapat predikat bintang lima atau paripurna. Di Sultra, hanya adat tiga RS yang berpredikat paripurna, yakni RS Konawe, RS Siloam Baubau dan RS Bahteramas yang merupakan RS rujukan provinsi.

“Warga Konawe kurang yang belum punya kartu BPJS Kesehatan, cukup bawa KTP-nya saja di RS dan kita beri pelayanan kesehatan gratis. Pemerintah telah menyediakan anggaran untuk itu,” jelasnya.

Terakhir, pertanyaan terkait apakah warga Konawe sudah sekolah, telah dijawab KSK dengan sejumlah program strategis di bidang pendidikan. Misalnya, lebih dari 23 persen APBD Konawe dialokasikan untuk dana pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Konawe, Dr. Suryadi mengungkapkan, pemerintahan KSK menjadi daerah yang diakui pemerintah pusat dalam mendukung peningkatan SMD pegawainya. Terbukti, saat ini telah banyak ASN Konawe yang bergelar magister bahkan doktor dari program yang dicanangkan KSK.

Selain itu, KSK juga memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang kuliah di Universitas Lakidende. Program itu telah berjalan selama tiga tahun dan dicanangkan akan tetap berjalan hingga tahun 2024 saat KSK telah purnatugas sebagai bupati.

“Untuk guru-guru honorer, perhatian pemerintahan KSK juga luar biasa. Setelah mencatatkan penerimaan guru PPPK terbanyak di dua tahun terakhir, tahun ini Pemkab Konawe juga akan melakukan penerimaan guru PPPK terbanyak di Sultra. Kalau ini berjalan, insya Allah kesejahteraan guru kita akan teratasi. Terimakasih pak bupati,” jelas Suryadi.

Jika harus mengulik lebih jauh, warisan yang telah ditinggalkan KSK jauh lebih banyak. Misalnya pembangunan ICP yang jadi ikon baru Unaaha dan menjadi sentra UMKM, standar tinggi dalam pengelolaan keuangan dan pemerintahan yang mendapat penghargaan pemerintah pusat, serta masih banyak lagi.

Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan