Terlepas dari ditetapkannya Gubernur Sulawesi Tenggara, Dr.H. Nur Alam, M.Si sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus penyalahgunaan wewenang dalam pemberian izin pertambangan nikel di dua kabupaten di Sultra selama 2009 hingga 2014, kami sebagai Alumni Cerdas Sultraku masih memposisikan Beliau sebagai figur Bapak Pendidikan Sultra.
Salah satu program pendidikan yang Beliau lakukan adalah restorasi pendidikan dalam hal pengiriman mahasiswa besar-besaran dalam skala ribuan untuk menuntut pendidikan yang biasa dikenal dengan program Beasiswa “Cerdas Sultraku”.
Program beasiswa Cerdas Sultraku merupakan program kerja sama bidang pendidikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara bersama institusi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Program ini berlangsung selama 3 tahun dimulai dari tahun 2011 sampai tahun 2013.
Berkat Bapak Dr. H. Nur Alam, M.Si yang meluncurkan program Cerdas Sultraku, sebagian besar anak-anak Sulawesi Tenggara yang berasal dari kalangan ekonomi lemah bisa ikut meraih mimpinya dengan mengenyam pendidikan di Tanah Jawa. Mereka adalah anak-anak Sultra yang jikalau tidak ada beasiswa ini maka terpaksa harus ikut menganggur dikarenakan kondisi ekonomi orang tua yang masih berada dibawah garis kemiskinan.
Ucapan terima kasih dan rasa syukur kepada Bapak Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam, M.Si yang telah menginisiasi program beasiswa ini. Sehingga Putra-putri Sulawesi Tenggara yang dibawa ke Unissula, satu persatu kini telah mewarnai kampus tersebut dengan segudang prestasi. Laode M Idris asal Buton Selatan adalah salah satu contohnya yang berhasil memenangkan Kontest Robot Internasional (KRI) di Amerika Serikat. Muh Iksan Sanusi (Kendari), Wardi (Bau-Bau), dan Slamet Setioboro (Kolaka), adalah deretan tiga nama yang didaulat sebagai Mahasiswa Berpestasi (Mawapres) Unissula pada tiga tahun berturut-turut.
Di aspek keorganisasian ada pula Muh Dias Saktiawan asal Konawe, sebagai Ketua BEM – Perguruan Tinggi Unissula. Beberapa organisasi ekstra kampus Unissula pun kini banyak dipimpin oleh mahasiswa-mahasiswa asal Sulawesi Tenggara, mulai dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gema Pembebasan, PMII, dan SMI. Dan masih banyak lagi deretan prestasi-prestasi lain yang diraih mahasiswa asal Sulawesi Tenggara di Unissula.
Tentu niatan membangun Sulawesi Tenggara oleh bapak Dr. Nur Alam, M.Si dengan melakukan restorasi pendidikan untuk melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tidak hanya mencari sensasi dan menaikan elektabilitas beliau di Sultra, tetapi niatan ini sangat terinspirasi besar dari majunya negara-negara besar dunia.
Sebut saja Jepang dengan restorasi Meiji-nya, China dengan Deng Xiaoping-nya, Korea Selatan dengan Park Chung Hee-nya, India dengan Rajiv Gandhi-nya, dan Malaysia dengan Tun Razak-nya. Deretan negara-negara tersebut kini telah menjadi negara besar dan tersegani dunia. Dan rahasia besar dari kemajuan beberapa negara tersebut adalah terletak pada pemimpinnya yang memfokuskan pada pembangunan Sumber Daya Manusia.
Begitu pula ternyata yang dilakukan oleh Prof Amiruddin, mantan rektor Universitas Hasanudin yang menjadi Gubernur Sulawesi Selatan. Maka tak heran ketika kita melihat Sulawesi Selatan hari ini menjadi maju dan disebut-sebut sebagai ikonnya Indonesia Timur.
Hal demikian pula sebenarnya yang diinginkan oleh Bapak H. Nur Alam untuk membangun Sulawesi Tenggara dengan membangun Sumber Daya Manusianya terlebih dahulu, sehingga kelak kita akan melihat Sulawesi Tenggara yang akan siap lepas landas menjadi daerah maju yang patut diperhitungkan di Indonesia.
Penulis : Jubirman, S.Pd
Alumni Cerdas Sultraku Kabupaten Konawe Kepulauan dan Alumni HMI Cabang Semarang