SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat ekspor Sultra Januari-November 2018, sebesar US$ 987,82 juta atau naik 207,41 persen (C-to-C).
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan expor masih didominasi oleh produk tambang yakni besi dan baja sebesar US$ 701,62 juta atau 71,03 persen. Biji logam, terak dan abu sebesar US$ 245,80 juta atau 24,88 persen.
” Pangsa ekspor Sultra sepanjang Januari sampai November 2018 ada di tiga negara besar yakni India, Tiongkong dan Korea Selatan,” Mohammad Edy Mahmud, Rabu (2/1/2019).
Edy menerangkan Tingkong menerima ekspor dari Sultra sebesar US$ 740,37 juta atau 74,59 persen, India sebesar US$130,87 juta atau 13,25 persen dan Korea Selatan US$57,36 juta atau 5,81 persen.
“Selain produk tambang sepanjang Januari sampai November 2018 Sultra juga ekspor Ikan dan Udang sebesar US$ 21,25 juta atau 2,15 persen. Lak, getah dan damar sebesar US$ 8,17 juta atau 0,83 persen. Kemudian minyak atsiri, wangi-wangian dan kosmetik sebesar US$3,54 juta atau 0,36 persen,” ujar Edy.
Sementara itu, jika dilihat dari nilai ekspor per November 2018 berdasarkan sektornya, pertanian menyumbang ekspor sebesar US$ 0,32 juta, industri pengolahan sebesar US$ 93,60 juta dan pertambangan sebesar US$ 25,37 juta.
“Nilai ekspor Sultra pada November sebesar US$ 119,29 juta naik 15,26 persen dibanding Oktober US$ 103,50 juta,” pungkasnya.
Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng