Intip Kuliner Jepang Berbahan Dasar Sagu

  • Bagikan
Stan Japanese Sago di Festival Sagu 2017, Minggu (5/11/2017). (Foto: Mita/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Berkunjung ke Kota Kendari, jangan lupa mencicipi kuliner khas dari Sagu. Selain diolah menjadi sinonggi sebagai pendamping lauk ikan palumara dan sayurnya, ternyata sagu bisa dikreasikan menjadi kuliner yang biasa ditemui di sejumlah negara.

Berbahan dasar sagu, makanan dari sejumlah negara diadaptasikan oleh Food and Agliculture Organization Of The United Nations atau FAO melalui Festival Sagu 2017, seperti Zuzi Gunkan, Tokoyaki oleh Japanese Sago, Mie Pubink oleh Chinenese Sago, Dhika Cakery, Mie Pie, Roti Jala, dan Martabak Mesir oleh Arabian Sago, Cincau Sagu, Pisang  Ijo Sagu, kue teripang sagu, Bronis Sagu dari Indonesian Sago serta banyak varian lainnya.

Misalnya Tokoyaki, makanan ala Jepang yang banyak dilirik para pengunjung festival.

Sekilas, tekstur Tokoyaki berbahan sagu ini berbentuk bulat dan berwarna hitam. Dalam pengolahannya, sagu mulanya dijadikan sinonggi, kemudian dibentuk bulat berukuran sedang menyerupai bakso. Rasa gurih sinonggi berasal dari cara memasaknya dengan digoreng. Potongan daging ayam atau udang ditengahnya, menambah cita rasa Tokoyaki. Tak ketinggalan lumuran mayones dan keju sebagai toppingnya semakin menambah selera makan untuk menikmati Tokoyaki dari Sagu ini.

“Meskipun 100 persen bukan berbahan dasar dari Jepang, tapi pada festival ini, Sagu menjadi bahan dasar utama,” kata Pengelola Japanese Sago, Dian Eka Yanti.

Salah Seorang Pengunjung, Fita mengaku tertarik sejak awal melihat proses penyajian Tokoyaki. “Saya paling senang lihat Japanese Sago, karena baru pertama kali saya melihat makan Jepang yang ternyata berbahan dasar sagu, dan juga bentuknya sama dengan makanan Jepang yang pernah saya lihat,” kata Fita.

Pengunjung lainnya, Raim Laode yang juga pengisi acara komedian ikut menikmati makanan ala Jepang di festival tersebut, misalnya Zuzi Gunkan.

“Saya harap, kedepanya dan bahkan setelah acara ini, makin banyak lagi acara, seperti ini. Karena untuk di Sulawesi Tenggara masih banyak makanan lokal lainya yang tidak kalah potensialnya, seperti Kasuami, dan makanan khas di Wakatobi bernama Ika Peranggi, yang kalau di Jepang ternyata namanya Sushi,” kata Raim.

(Baca: Sagu Untuk Diversifikasi Pangan Nasional)

Laporan: Mita

  • Bagikan