Listriknya Digunakan Pedagang, Pameran Lukisan di Taman Budaya Terganggu

  • Bagikan
Pameran lukisan di Taman Budaya Sulawesi Tenggara. Foto: Didul Interisti / SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Listrik menjadi masalah di pameran lukisan di Taman Budaya Sulawesi Tenggara. Pasalnya lampu yang menerangi pameran tersebut selalu padam dalam beberapa menit. Akibatnya pengunjung merasa tidak menikmati 59 lukisan dan 10 patung yang dipajang.

Pantauan SULTRAKINI.COM, Rabu (13/10/20160) malam, para pengunjung mengeluhkan penerangan di ruang pameran. Salah seorang pengunjung yang hadir, Galih, merasa risih dengan kondisi tersebut.

“Kita lagi asik lihat-lihat lukisannya tapi tiba-tiba selalu mati lampu. Kita jadi tidak jelas melihat lukisannya. Selain itu kita juga malu karena pameran ini kan ada juga pelukis dari Makassar,” ketusnya.

Pengunjung lain, Tia, mengeluhkan kejadian ini karena tidak bisa menikmati dengan baik setiap lukisan yang dipamerkan. “Iya, jelas mengeluh kalau begini. Lukisannya jadi tidak jelas dilihat,” keluhnya.

Seorang pengunjung yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan padamnya lampu ditempat tersebut padam akibat listriknya digunakan oleh puluhan warung yang berjualan di depan Taman Budaya.

Memastikan hal tersebut, SULTRAKINI.COM menemui salah seorang pedagang yang berjualan di depan lokasi pameran. Pada media ini, ia mengakui menggunakan listrik dari Taman Budaya. Menurutnya penggunaan listrik tersebut atas izin pengelola Taman Budaya dengan membayar Rp 500 ribu setiap bulan.

“Iya memang ambil listrik dari dalam (Taman Budaya Sulawesi Tenggara), tapi saya bayar 500 ribu setiap bulan kok. Setahu saya yang lain juga ambil dari dalam,” bebernya.

Namun, saat SULTRAKINI.COM mengonfirmasi hal tersebut kepada Kepala Taman Budaya Sultra, Dody Syahrulsyah di lokasi pameran, ia membantah kalau pedagang yang mengambil aliran listrik dari kantornya dikenakan bayaran. “Memang ada pedagang yang mengambil listrik dari sini, tapi itu gratis, tidak dipungut biaya apapun,” ungkap Dody di sela-sela pameran.

Dalam pameran lukisan ini sendiri, sebanyak delapan pelukis asal Kendari dan Makassar menampilkan 59 lukisan dan 10 patung karya mereka. Lukisan dengan aliran surealis, kubisme, dan abstrak di pamerkan mulai 13 hingga 16 Oktober 2016.

  • Bagikan