THI: OTT Pengaruhi Elektabilitas Paslon, Ali Mazi-Lukman Diunggulkan

  • Bagikan
Direktur Eksekutif The Haluoleo Institute, Naslim Sarlito dalam konferensi pers tingkat elektabilitas paslon Pilgub Sultra 2018di salah satu hotel di Kota Kendari, Kamis (21/6/2018). (Foto: La Ismeid/SULTRAKINI.COM)
Direktur Eksekutif The Haluoleo Institute, Naslim Sarlito dalam konferensi pers tingkat elektabilitas paslon Pilgub Sultra 2018di salah satu hotel di Kota Kendari, Kamis (21/6/2018). (Foto: La Ismeid/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Direktur Eksekutif The Haluoleo Institute (THI), Naslim Sarlito Alimin, mengatakan elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, dipengaruhi pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi RI terhadap salah satu calon gubernur maupun tidak secara langsung.

Hasil survei THI, tingkat elektabilitas paslon Ali Mazi-Lukman Abunawas (Aman) sebesar 48,5 persen, Rusda Mahmud-Sjafei Kahar 20,5 persen, dan Asrun-Hugua 8,8 persen.

Kasus OTT menjadi isu sentral bahan kepada seseorang untuk menyatakan dukungan kepada paslon. Asumsinya sesuai survei THI paslon yang terkena OTT dari pernyataan dukungan secara langsung 45,1 persen menyatakan tidak memilih yang bersangkutan, kemudian 25,8 persen sebagai bahan pertimbangan.

Posisi Aman menjadi yang tertinggi juga didukung oleh latar belakang jabatan sebelumnya dari Ali Mazi maupun Lukman.

“Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara atau tatap muka secara langsung menggunakan kuesioner,” kata Naslim Sarlito Alimin dalam konferensi pernya di salah satu hotel di Kota Kendari, Kamis (21/6/2018).

Penarikan data dalam survei tersebut menggunakan primary sampling unit (PSU), untuk menentukan kabupaten/kota termasuk penentuan responden, yaitu menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 3,7 persen, serta tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampling diambil dari 660 responden dengan rincian 50 laki-laki dan 50 perempuan. Sampel juga diambil di 17 kabupaten/kota se-Sultra kepada masyarakat berusia 17 tahun atau sudah menikah.

Dia mengaku, lembaga survei THI merupakan lembaga lokal bukan hanya dari Jakarta yang bisa menyampaikan nilai survei.

“Jadi lembaga THI merupakan hasil inisiatif dari kawan-kawan dengan menggunakan jaringan alumni yang telah lama bekerja, kami berpikir  bahwa tidak hanya dari Jakarta yang bisa mempersentasekan nilai survei, namun lembaga lokal bisa presentase hasil survei,” tambah Naslim Sarlito Alimin.

 

Laporan: La Ismeid
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan