BI Sultra: Lima Periode Ramadan, Produksi Ikan Menurun Picu Peningkatan Inflasi Besar

  • Bagikan
Kepala KPwBI Prov Sultra, Bimo Epyanto (tengah) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Kepala KPwBI Prov Sultra, Bimo Epyanto (tengah) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Tenggara menyampaikan pada Maret 2021 Sultra mengalami inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,03 persen (mtm). 

Hal ini dipicu oleh naiknya harga sayuran dan bumbuan seiring curah hujan yang relatif tinggi. Dengan capaian bulanan tersebut, capaian inflasi tahunan Sultra masih tetap terjaga dan terkendali sebesar 1,87 persen (yoy).

Kepala KPwBI Sultra, Bimo Epyanto, mengatakan dalam lima tahun terakhir inflasi tertinggi di Sultra pada periode Ramadan dan Idul Fitri, kelompok bahan makanan khususnya komoditas ikan segar (ikan cakalang, ikan kembung) dan komoditas sayur-sayuran (kangkung, tomat) selalu menjadi penyumbang inflasi terbesar.

“Kalau kami lihat untuk tantangan inflasinya berkaitan dengan pola atau siklus produksi ikan, terlihat kalau di awal-awal tahun produksi ikan cenderung turun dan akan naik mendekati pertengahan tahun sehingga itu berdampak pada perkembangan harganya juga,” ungkap Bimo, pada acara Bincang-bincang Media, Jumat (9/4/2021).

Menurutnya, siklus produksi ikan menjadikan harga ikan di awal tahun cenderung naik dan setelah memasuki pertengahan tahun harganya akan cenderung turun. Apalagi periode Ramadan dan Idul Fitri kali ini bertepatan dengan siklus rendahnya produksi ikan segar akibat pengaruh angin musim. 

“Jadi jika dilihat hubungan harga komoditas ikan dan inflasi itu kolerasinya sangat tinggi rata-rata 76,3 persen, olehnya itu adanya pola penurunan aktifitas nelayan pada periode Ramadan dan Idul Fitri perlu diantisipasi lebih dini agar tidak menimbulkan kenaikan inflasi yang sangat signifikas,” ujar Bimo.

Selain itu, untuk menekan inflasi Kepala KPwBI Sultra mengatakan adanya kerjasama antar Kota Kendari dan Kota Baubau diharapkan dapat menurunkan tekanan inflasi ikan pada periode mendatang.

“Kemudian langka selanjutnya menekan inflasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sultra maupun di TPID kabupaten dan kota memiliki startegi pengendalian harga yang dikenal dengan empat K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif,” papar Bimo.

Disisi lain BI Sultra juga mengharapkan peran Tokoh Masyarakat, Pemuka Agama agar dapat mengimbau pembeli untuk tidak belanja berlebihan, subsitusi konsumsi bahan makanan dan tidak menumpuk bahan makanan di rumah. 

Sedangkan untuk penjual atau distributor untuk menjual dengan harga yang wajar, tidak menimbun barang dagangan dan memastikan ketersediaan bahan makanan. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan