Indonesia Ternyata Pernah Punya 11 Uang Koin Emas, Ada yang Nominalnya sampai Rp 750.000

  • Bagikan
Koin uang rupiah khusus di Indonesia pecahan Rp 750 ribu. (Foto: BI)

SULTRAKINI.COM: Sepanjang sejarahnya, Indonesia ternyata pernah memiliki uang koin dari emas. Pecahannya pun beragam, mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 750.000. Dalam bentuk koin loh ini.

Dilansir dari Bank Indonesia, sebanyak sebelas jenis pecahan uang koin Indonesia terbuat dari emas yang pernah ada.

Koin-koin uang rupiah khusus di Indonesia. (Foto: BI)
  1. Uang rupiah khusus seri 25 Tahun Kemerdekaan RI tahun emisi 1970 pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 25.000.

Secara berurutan, uang koin ini bergambar burung cenderawasih; Arca Batu Manjusyri dari Candi Tumpang, Malang; penari Wayang wanita; ukuran Garuda Bali; dan pahlawan Jenderal Sudirman. Sedangkan di sisi koin lainnya bergambar yang sama.

  1. Uang rupiah khusus seri Cagar Alam tahun emisi 1974 pecahan Rp 100.000.
  2. Uang rupiah khusus seri Cagar Alam tahun emisi 1987 pecahan Rp 250.000.
  3. Uang rupiah khusus seri Perjuangan Angkatan ’45 tahun emisi 1990 pecahan Rp 125.000, Rp 250.000, dan Rp 750.000.
  4. Uang rupiah khusus seri Save The Children tahun emisi 1990 pecahan Rp 200.000.

Sayangnya, uang-uang di atas telah dicabut dan ditarik dari peredarannya oleh Bank Indonesia terhitung sejak 30 Agustus 2021. Hal ini dipertegas dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/12/PBI/2021, sehingga uang-uang tersebut tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah RI.

“Bagi masyarakat yang memiliki URK tersebut dan ingin melakukan penukaran, dapat menukarkannya di Bank Umum terhitung sejak 30 Agustus 2021 sampai dengan 29 Agustus 2031, atau 10 tahun sejak tanggal pencabutan. Penggantian atas Uang Rupiah Khusus tahun emisi 1970 sampai dengan tahun emisi 1990 yang dicabut dan ditarik dari peredaran sebesar nilai nominal yang sama dengan yang tertera pada URK dimaksud,” jelas Kepala Deprtemen Komunikasi, Erwin Haryono dalam keterangannya yang dikutip, Rabu (1/9/2021).

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan