SULTRAKINI.COM: BUTUR – Kodim 1416 Muna menggelar sosialisasi bela negara di aula Bappeda Buton Utara (Butur), Rabu (19/10/2016). Kegiatan ini merupakan perintah langsung dari panglima TNI, mengingat kondisi bangsa saat ini rentan akan diaintegrasi.
Dandim 1416 Muna, Letkol Arh. Hendra Gunawan SE, MM mengatakan, kegiatan ini merupakan program TNI, perintah dari komandan. Kegiatannya diawali dari bulan Mei pada hari kebangkitan nasional. Kemudian berlanjut hari kesaktian pancasila 1 Oktober dan 28 Oktober hari sumpah pemuda.
“Untuk Butur memang baru sempat saya laksanakan, mengingat wilayah ini masih wilayah Kodim Muna,” kata Hendra Gunawan saat ditemui di aula Bappeda.
Sebenarnya lanjut dia, kegiatan ini merupakan langka terjun poll up dari perintah komandan. Sebab, saat ini Indonesia sudah sangat rentan terhadap kondisi disintegrasi bangsa. Dimana pancasila sebagai dasat negara sudah “ditinggalkan” oleh anak-anak bangsa.
“Sebenarnya bukan luntur atau ditinggalkan, tetapi ketidaktahuan mereka. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sudah tidak diajarkan lagi dalam pendidikan-pendidikan. Maka itu, kita wajib menyampaikan kepada mereka,” paparnya.
Dijelaskan, Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI adalah empat pilar kebangsaan. Ini merupakan satu kesatuan yang utuh, dan harus ditanamkan kepada anak-anak bangsa.
“Ibarat rumah. Pancasila dan UUD 45 sebagai pondasinya. Bhineka Tunggal Ika sebagai pilar, tiang-tiang penyangga. Sedangkan NKRI adalah atapnya,” ulasnya.
Pilar tersebut juga bisa diibaratkan suku-suku yang ada di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi Kalimantan hingga Papua. “Jika kita bercerai berai, maka kita akan roboh. Makanya konsep wawasan kita melihat Indonesia harus secara utuh,” imbuhnya.
“Sedangkan nilai dasar bela negara adalah keyakinan kita pada pancasila sebagai idiologi,” tambahnya.
Negara besar di dunia saja, sambungnya, mengakui, bahwa pancasila suatu dasar idiologi yang dapat mempersatukan dunia internasional. “Sementara bangsa kita tidak menyadari kekuatan itu, bahkan cenderung menghilangkannya,” tuturnya.
Ia berharap kepada para siswa yang sudah mengikuti sosialisasi bela negara agar mencari lebih dalam nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, kemudian memanivestasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita harus bangga jadi bangsa Indonesia. Kita pernah mengguncang dunia melalui pancasila sebagai dasar negara,” tuntasnya.
Sementara itu, seorang siswa SMAN 1 Kulisusu, Ulul Hidayat berpendapat, sosialisasi bela negara sangat penting untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Selain itu, siswa juga dapat memahami bahwa Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia pernah mengguncang dunia.
Siswi SMAN 1 Kulisusu lainnya, Siti Khatimah menuturkan, sosialisasi bela negara ini dapat membangun karakter generasi muda. Serta memahami bahwa pancasila adalah idiologi bangsa.(ary)