Waspada, Nyeri Haid Tak Selamanya Normal

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: Hallosehat.com)
Ilustrasi. (Foto: Hallosehat.com)

SULTRAKINI.COM: Merasa nyeri dan kram perut selama menstruasi adalah hal yang umum. Namun, sebaiknya segera periksa ke dokter jika sakitnya sampai membuat Anda tidak mampu beranjak dari kasur. Meski nyeri haid lumrah, tidak semua penyebab kondisinya adalah hal yang normal.

Umumnya, nyeri haid primer (normal) lebih mungkin terjadi pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun, punya riwayat keluarga dengan dismenore, perokok aktif, memiliki haid yang tidak teratur, tidak atau belum memiliki anak, mengalami pubertas dini, yaitu menstruasi pertama kali di usia kurang dari 11 tahun, menstruasinya cukup berat (aliran darahnya deras dan lama).

Nyeri haid normal sering ditandai dengan berbagai gejala seperti, seperti Kram, Nyeri perut bagian bawah, Nyeri di punggung bawah, Paha dalam terasa ditarik, Diare, Mual, Muntah, Sakit kepala, Pusing.

Kondisi nyeri haid yang lumrah sebaiknya tidak terburu-buru meminum obat. Biasanya rasa nyeri akan hilang sendiri. Namun jika tak juga hilang, Anda bisa minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen untuk meringankannya atau jika terus menerus mengalami kondisi tersebut konsultasikan ke dokter.

Berikut masalah haid yang tak boleh diabaikan dan perlu segera diperiksakan.

1. Tak juga haid selama 90 hari
2. Haid tiba-tiba menjadi tidak teratur
3. Siklus haid yang lebih pendek dari 21 hari
4. Siklus haid yang lebih lama dari 35 hari
5. Haid berlangsung selama lebih dari seminggu
6. Aliran darah menjadi sangat banyak dengan aliran yang deras
7. Mengalami perdarahan di antara siklus haid
8. Menstruasi terasa sangat menyakitkan.

Tidak semua penyebab nyeri dan kram perut diakibatkan oleh proses peluruhan darah haid yang normal. Ada kalanya kondisi ini muncul karena penyakit lain sehingga memicu nyeri yang terasa sangat kuat.

Berikut beberapa penyakit yang paling sering memicu nyeri haid luar biasa.

1. Endometriosis
Endometriosis adalah gangguan yang menyebabkan jaringan dinding dalam rahim justru tumbuh di bagian luarnya. Bahkan, jaringan dinding rahim juga bisa tumbuh di ovarium, usus, dan jaringan panggul.

Endometriosis umumnya disebabkan oleh perubahan hormon selama siklus menstruasi. Kadar hormon berlebih membuat jaringan bertumbuh tidak wajar, menebal, dan rusak. Jaringan rusak ini kemudian terjebak di area panggul, dan menjadi penyebab dari nyeri haid yang berlebihan.

Selain nyeri haid, endometriosis juga ditandai dengan berbagai gejala lainnya, seperti nyeri panggul dan pinggang saat haid, nyeri di perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi, mengalami kram satu atau dua minggu sebelum dan selama menstruasi, pendarahan yang cukup berat atau keluar bercak di antara siklus haid, sakit setelah berhubungan seks, dan sakit saat buang air besar.

Ketika nyeri haid Anda setiap bulannya dibarengi dengan berbagai gejala ini, segera konsultasikan ke dokter. Pasalnya, endometriosis bisa membuat wanita tidak subur dan sulit memiliki anak.

2. Fibroid rahim
Fibroid rahim adalah tumor jinak (nonkanker) yang sering muncul pada rahim saat masa subur wanita.

Ukuran tumor biasanya bervariasi. Benjolan bisa sangat kecil dan sulit dilihat mata telanjang hingga berukuran besar. Tumor yang besar sering kali membuat rahim rusak.

Kemunculan tumor di dalam rahim kerap jadi penyebab nyeri haid yang tak tertahankan.

Cukup banyak wanita tidak sadar memiliki fibroid dalam rahimnya karena kemunculannya tidak disertai gejala apa pun.

Namun ketika gejala mulai terasa, tanda yang biasanya muncul seperti menstruasi yang deras dan lebih dari seminggu, nyeri atau rasa tertekan pada panggul saat haid dan setelahnya, sering buang air kecil, sembelit dan nyeri punggung atau kaki.

Penyebab fibroid rahim tidak diketahui pasti. Namun, kondisi ini diduga dipicu oleh tiga hal, yaitu perubahan genetik, hormon estrogen dan progesteron, serta faktor pertumbuhan lainnya.

Wanita yang punya riwayat fibroid rahim dalam keluarganya berisiko tinggi terkena hal yang sama. Selain itu, perempuan yang puber dini, menggunakan alat KB, kegemukan, kekurangan vitamin D, dan sering makan daging merah juga sama berisikonya.

Faktor genetik tidak bisa dihindari. Namun di luar itu, Anda perlu menjaga betul asupan makanan yang dikonsumsi. Kurangi asupan daging merah dan perbanyak sayuran hijau. Anda juga perlu rajin berolahraga agar berat badan tetap ideal.

3. Penyakit radang panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Infeksi dapat muncul ketika bakteri yang ditularkan lewat hubungan seks tanpa kondom masuk dari vagina ke rahim, tuba fallopi, atau ovarium.

Penyakit radang panggul paling sering disebabkan oleh gonore (kencing nanah) dan klamidia.

Penyakit radang panggul adalah satu dari sekian penyebab nyeri haid yang tidak normal. Oleh karenanya, Anda perlu lebih peka terhadap berbagai gejala lain yang muncul selain nyeri saat haid.

Tanda dan gejala lain saat seorang wanita terserang penyakit radang panggul seperti nyeri di perut bagian bawah dan panggul, mengalami keputihan tidak normal dengan bau yang sangat menyengat, perdarahan pada rahim yang tidak normal terutama selama atau setelah berhubungan intim, sakit saat berhubungan intim, demam terkadang disertai dengan menggigil, sakit saat kencing

Anda akan berisiko tinggi terkena penyakit radang panggul jika Sudah aktif berhubungan seks di usia kurang dari 25 tahun, gonta-ganti pasangan seks, berhubungan seks tanpa kondom, sering membersihkan vagina dengan menggunakan sabun kewanitaan, dan memiliki infeksi menular seksual.

Penyakit radang panggul adalah salah satu penyakit yang bisa menyebabkan wanita jadi sulit hamil. Maka jangan tunda berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami nyeri panggul yang parah setiap haid.

4. Adenomiosis
Adenomiosis adalah kondisi saat sel-sel yang biasanya tumbuh ke luar rahim justru sebaliknya. Sel malah tumbuh ke dalam otot rahim.

Selama siklus menstruasi, sel-sel yang terperangkap ini merangsang perdarahan yang lebih parah dari biasanya. Tak hanya itu. Adenomiosis juga jadi penyebab munculnya nyeri haid yang berlebihan.

Gejala adenomiosis biasanya sangat bervariasi sepanjang siklus haid akibat naik turunnya tingkat estrogen.

Berikut berbagai gejala yang muncul saat memiliki adenomiosis:
1. Perdarahan yang lebih berat dari biasanya
2. Sakit saat berhubungan seks
3. Perdarahan di antara periode
4. Kram rahim yang sangat menyiksa
5. Rahim yang membesar dan lunak jika disentuh
6. Sakit di daerah panggul
7. Terasa seperti ada tekanan di kandung kemih dan dubur
8. Sakit saat buang air besar

Selain itu, ada beberapa hal yang ternyata bisa meningkatkan risiko terkena adenomiosis seperti wanita hamil yang duduk sambil memangku smart phone, pernah hamil anak kembar, dan berusia 40 sampai 50-an.

5. Stenosis serviks
Serviks atau leher rahim adalah gerbang penghubung antara vagina dengan rahim. Serviks akan melembut dan terbuka sendiri setiap kali kita menstruasi atau tidak mengalami tanda kehamilan. Refleks ini berguna untuk memberi jalan pada lapisan rahim yang luruh untuk keluar melalui vagina.

Namun, ada wanita yang serviksnya menyempit atau sepenuhnya tertutup setiap waktu. Kondisi ini dinamakan dengan stenosis serviks.

Stenosis serviks adalah kondisi langka di mana diameter serviks sangat kecil sehingga membuat aliran darah haid jadi lebih lambat. Kondisi ini bisa menyebabkan tekanan di dalam rahim meningkat dan menyebabkan rasa sakit.

Sebagian wanita dilahirkan dengan kondisi ini. Namun di sisi lain, stenosis serviks disebabkan oleh kondisi atau masalah lain seperti:

1. Menopause, akibat jaringan serviks yang mulai tipis dan kaku.
2. Kanker serviks atau kanker endometrium (lapisan rahim).
3. Pembedahan atau operasi yang melibatkan serviks.
4. Prosedur yang menghilangkan lapisan rahim pada wanita dengan perdarahan tidak normal yang terus menerus.
5. Terapi radiasi untuk mengobati kanker serviks atau endometrium.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sempitnya seviks membuat aliran darah haid jadi terhambat. Akibatnya, hal ini bisa memicu penumpukan darah di uterus (hematometra). Darah menstruasi yang bercampur dengan sel-sel dari rahim kemudian bisa mengalir mundur ke panggul. Kondisi ini bisa memicu kemunculan endometriosis.

Selain itu, nanah juga bisa menumpuk di dalam rahim yang disebut dengan pyometra. Hematometra atau pyometra dapat menyebabkan rahim membesar. Terkadang sebagian wanita juga merasakan nyeri atau benjolan di daerah panggul.

Sebelum usia menopause, stenosis serviks bisa menyebabkan masalah menstruasi. Kondisi ini menjadi penyebab nyeri haid yang luar biasa sakit. Selain itu, stenosis serviks juga bisa menyebabkan wanita tidak haid (amenore) atau justru perdarahan yang abnormal.

Dari berbagai sumber
Laporan: Murni Tia

  • Bagikan