Anaknya Sering Sakit dengan Gejala Ini Bunda? Bisa Jadi Itu Gejala Radang Usus Buntu

  • Bagikan
Ilustrasi. Shutterstock

SULTRAKINI.COM: Apakah anak anda sering mengeluh sakit yang tidak tertahan pada bagian perut? Bisa jadi itu gejala radang usus buntu atau Apendisitis.

Dilansir dari HaiBunda, radang usus buntu bukan hanya dirasakan oleh orang dewasa namun anak-anak. Radang usus buntu adalah pembengkakan dan infeksi yang menyakitkan pada usus buntu. Gejalanya hampir mirip dengan sakit perut biasa. Oleh karena itu, mari kenali gejalanya.

  1. Anak-anak mengalami rasa sakit pada perut di sekitar area pusar atau di sisi kanan bawah perut.
  2. Rasa sakit ketika batuk, berjalan atau bersin. Artinya, rasa sakit pada perut juga mungkin lebih buruk dengan bergerak, mengambil napas dalam-dalam, disentuh, batuk, atau bersin. Sakit bertambah buruk dan dapat menyebar ke seluruh perut jika usus buntu pecah.
  3. Mual dan muntah. Anak yang mengalami radang usus buntu dapat mengalami gejala mual dan muntah. Akibatnya anak akan kehilangan nafsu makannya. Hal ini perlu diperhatikan apalagi jika gejala bertambah buruk. Alangkah baiknya untuk segera periksakan ke dokter.
  4. Demam dan menggigil. Radang usus buntu terjadi ketika bagian dalam usus buntu terisi oleh sesuatu yang menyebabkannya membengkak, seperti lendir, tinja, atau parasit. Radang usus buntu kemudian menjadi teriritasi dan meradang. Peradangan inilah yang menyebabkan demam dan menggigil pada anak.
  5. Perubahan perilaku pada anak juga menjadi gejala Apendisitis. Anak bisa menjadi kurang bergerak atau ketidakmampuan untuk berjalan atau berdiri karena rasa sakit yang semakin parah saat bergerak.
  6. Diare atau sembelit. Dikutip dari laman resmi Bangkok Hospital, karena lebih rentan pada anak kecil, komplikasi serius lebih mungkin terjadi seperti obstruksi (sumbatan) usus dengan manifestasi kembung, diare, mual dan kurang buang air besar seperti sembelit.

Apendisitis tidak bisa disepelekan karena bisa menyebabkan usus buntu pecah dan dapat menyebabkan lebih banyak infeksi. Apabila tidak diobati, bisa berakibat fatal. (C)

Laporan: Elsa Claudia
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan