Lagi, Warga Buton Meninggal Dunia Akibat Difteri

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: Net).
Ilustrasi. (Foto: Net).

SULTRAKINI.COM: BUTON – Seorang anak berusia kurang lebih 9 tahun warga Desa Bahari Makmur, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara harus meregang nyawa akibat Difteri pada 30 April 2019.

Kepala Puskesmas Siotapina, Tisnawati, mengatakan sebelum meninggal dunia, anak yang berjenis kelamin perempuan itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton di Pasarwajo untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, anak tersebut meregang nyawa di rumahnya (Bahari Makmur) setelah keluarga korban meminta agar dirawat di rumah.

“Ya, meninggal 30 April kemarin, perempuan tidak sekolah umurnya sekitar 9 tahun,” kata Tisnawati kepada Sultrakini.com melalui sambungan telepon, Sabtu (4/5/2019) malam.

Lanjut Tisnawati, anak yang meninggal tersebut merupakan korban kedua sepanjang tahun 2019. Setelah sebelumnya salah seorang warga Bahari Makmur juga terpaksa harus kehilangan nyawa akibat Difteri.

“Sepanjang tahun ini sudah dua orang yang meninggal dunia,” sebutnya.

Hal tersebut, tambah Tisnawati disebabkan rendahnya cakupan imunisasi di Bahari Makmur. Karena masyarakat setempat tidak mengizinkan anaknya diberikan imunisasi.

“Sebenarnya harus imunisasi, cakupan imunisasinya rendah di Bajo itu, mereka tidak mau imunisasi anaknya,” ungkapnya.

Saat ini kata dia, untuk melakukan pencegahan khususnya di desa tersebut agar tidak menular ke warga lainnya. Pihaknya, memberikan obat anti biotik terhadap keluarga korban seperti orang tuanya, keluarga, dan teman bermain anak yang menjadi korban Difteri tersebut.

“Pencegahannya kita kasih obat yang kontak dengan penderita seperti orang tuanya, keluarga dan teman bermainnya,” ujarnya.

Tisnawati mengimbau kepada masyarakat untuk mencegah tertularnya Difteri, untuk sementara tidak bepergian dulu ke Desa Bahari Makmur. Namun, jika masih tetap ke desa tersebut, dirinya menyarankan agar menggunakan masker penutup mulut.

“Kita hanya bilang hati-hati kalo ke Bajo, gunakan masker, kalo tidak terlalu penting jangan dulu ke Bajo karena masih ada penderita Difteri,” imbaunya.

Untuk diketahui, Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.

Difteri disebabkan oleh Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi.

Jika Anda menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, Anda dapat terkena difteri. Cara ini sangat efektif untuk menyebarkan penyakit, terutama pada tempat yang ramai.

Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anda dapat terkena difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Pada kasus yang langka, difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau mainan.

Laporan: La Ode Ali
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan