Pasar Murah PKK Muna Diserbu Warga

  • Bagikan
Ketua Tim Penggerak PKK Muna, Yanti Setiawati (mengenakan jilbab hitam baju hijau) saat melayani masyarakat yang membeli di pasar murah, Jumat (24/5/2019). (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM).
Ketua Tim Penggerak PKK Muna, Yanti Setiawati (mengenakan jilbab hitam baju hijau) saat melayani masyarakat yang membeli di pasar murah, Jumat (24/5/2019). (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: MUNA – Seketika pelataran Alun-Alun Kota Raha, dipadati ratusan warga dari berbagai penjuru. Hal itu karena adanya pasar murah yang digelar oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bersinegri dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pemerintah Kabupaten Muna pada Jumat (24/5/2019).

Beragam sembako seperti beras, minyak, telur, gula, mentega, bawang, bahan kue dan lain sebagainya tersedia dengan harga lebih murah, dimana terdapat fariasi harga mulai dari selisi Rp 1.000 sampai Rp. 15.000, dibanding harga yang dijual di pasaran saat ini menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijiriah.

Diantaranya harga yang diturunkan seperti telur dari Rp 50 ribu dipasaran, turun menjadi Rp. 45ribu per rak, bawang putih dari Rp. 80-100ribu turun menjadi Rp. 65 ribu per Kg, bawang merah dari Rp. 40 ribu turun menjadi Rp 30 ribu per Kg, minyak goreng bimoli dari Rp 30 ribu turun menjadi Rp 25 ribu per dua liternya.

Ketua Tim Penggerak PKK Muna, Yanti Setiawati, mengatakan pasar murah ini rutin diadakan setiap tahun untuk menekan lonjakan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional jelang hari Raya Idul Fitri dan ini merupakan kali ketiga dilakasanakan di Kecamatan Katobu.

Dan untuk tahun ini titik lokasi pasar murah yang dimulai sejak 20-24 Mei 2019 berada di Kecamatan Maligano, Kabangka, Marobo, Watopute dan terakhir di Kecamatan Katobu.

“Termaksud pakaian, minuman disediakan di pasar murah dan alhamdulillah seperti stock telur, minyak, gula selalu habis terjual diborong masyarakat,” jelas istri Bupati Muna, LM. Rusman Emba itu.

Yanti nemambahkan terkait pasar murah yang sudah tiga kali dilaksanakan harganya, sesuai harga dari distributor. Olehnya itu dia berharap kedepannya TPID memberi perhatian khusus dengan menganggarkan subsidi harga sembako.

“Kalau ada subsidi sembako masyarakat lebih senang karena lebih murah lagi, seperti contoh gula pasir dari Rp 14 ribu dipasaran kita jualnya Rp 12 ribu, seandainya disubsidi Rp 2 ribu, kita bisa jual Rp 10ribu per kilo,” pungkasnya.

Laporan: Arto Rasyid
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan