Nasib Karyawan Undur Diri, Kini Punya Penghasilan Rp2,5 Juta Perbulan

  • Bagikan
Paket jualan Online milik Ibu Umi (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Paket jualan Online milik Ibu Umi (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Masuknya wabah virus corona atau Covid-19 menyebabkan perekonomian begitu terasa dampaknya di masyarakat. Bahkan Pandemi Covid-19 ini sudah menyebabkan beberapa perusahaan swasta melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dan merumahkan karyawan.

Kondisi tersebut juga dirasakan karyawan swasta di Kota Kendari. Banyak dari mereka yang terpaksa melakukan pengunduran diri karena gaji yang didapatkan dari perusahaan tidak lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya, Ibu Umi.

Saat di temui di rumahnya, mantan karyawan salah satu hotel berbintang tiga di Kendari ini mengatakan waktu pertengahan Covid-19 mulai ramai di Kota Kendari dan pemerintah melakukan pembatasan sosial hingga pada pembatasan aktifitas perhotelan terpaksa ia harus memilih mengundurkan diri. Sebab okuparansi hotel di bawah 50 persen sehingga gaji yang didapatkan hanya Rp300 ribu per bulan sementara sebelum pandemi di gaji sekitar Rp2 jutaan.

Namun, disaat dia mengalami kondisi tersebut dan harus bertahan dengan goncangan ekonomi tidak membuatnya patah semangat. Dengan berbekal skill dan besik promosi sejak berkarir di dunia perhotelan sejak 2018, menjadi modal awalnya untuk banting setir mulai beralih ke bisnis online.

“Sengaja saya undurkan diri karena gaji sedikit, dan setelah saya pikir pikir dengan kondisi sekarang lagi hamil dan punya anak kecil jadi lebih baik saya keluar dan bekerja dari rumah,” katanya, Selasa (24/11/2020).

Hari-hari wanita berhijab itu terpaksa harus dijalaninya tanpa pekerjaan lagi pasca rehat dari pekerjaan di hotel.

Keadaan itu, membuatnya berfikir dua kali lipat bagaimana agar bisa tetap berpenghasilan ditengah kesibukannya selain menjaga anak. Akhirnya Ia memutuskan untuk memanfaatkan hanphone miliknya untuk mempromosikan berbagai jenis barang yang dapat dijual secara online.

Alhasil, dari kegigihannya memanfaatkan teknologi untuk promosi bisnis menjual pakaian (jilbab) membuahkan hasil. Tidak sedikit tiap harinya bisa memaketkan 25 paket untuk diantar pada customer onlinenya.

“Modal awal hanya Rp500 ribu dan sekarang keuntungan sebulan bisa sampai Rp2,5 juta. Pastinya tiap hari ada yang belanja, selama sebulan ini paling sedikit pesanan 5 paket dan terbanyak 25 paket. Alhamdulilah rezeki selalu ada,” ujarnya.

Adapun barang yang dijual selain jilbab, ada juga botol air minum (tuperware) dan pot bunga. Untuk menarik perhatian customer online, Ia menjualnya lebih murah dibanding dengan penjual pada umumnya meski untung sedikit.

“Saya survei karakter orang Kendari suka yang murah, barang bagus dan modelnya kekinial. Ini yang saya tonjolkan saat memilih produk jualan. Saat ini harus pintar-pintarnya kita, karena banyak penjual melakukan live melalui media sosial untuk berjualan dan macam-macam produknya,” terangnya.

Wanita kelahiran tahun 1990 ini, menceritakan pasca merasakan manfaat berbisnis online ia pernah memberikan suport juga kepada karyawan seprofesinya yang terlanjur di PHK, dirumahkan, bahkan undurkan diri untuk melakukan hal serupa.

Katanya, disaat pandemi  dan keadaan ekonomi seperti saat ini harus pintar-pintar baca keadaan, apa yang dibutuhkan masyarakat dan belum banyak di jual secara online.

“Sebab saat ini tidak pintar melihat perkembangan dimasyarakat nanti kehidupan susah, banyak orang bersaing dan kita tetap banyak berdoa,” lanjunya. 

Menurutnya, saat ini secara tidak langsung kondisi global mengajak semua orang melakukan apapun secara online termasuk berbelanja, karena banyak masyarakat yang menghindari kerumunan guna tekan angka Covid-19 dan patuhi protokol kesehatan.

“Belanja online pilihan tepat saat ini untuk menurunkan angka Covid-19 secara lokal maupun nasional,” tutupnya. (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan