SULTRAKINI.COM: KOLTIM – Kualitas pengelolaan sistem pertanian kakao di Kabupaten Kolaka Timur rupanya tidak hanya sukses mengantarkan daerah ini menjadi sentra produksi kakao terbesar kedua di Sultra, tapi juga mencatatkan namanya dalam pasar nasional.
Atas prestasi ini, tak heran banyak daerah lain di Indonesia yang datang ke Koltim untuk belajar mengelola pertanian kakao. Salah satunya Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
Mengunjungi Kolaka timur, Jajaran Pemkab Kapuas Hulu melakukan tinjauan lapangan bersama GIZ Forclime ke Kebun Kakao dan Pusat Pembibitan Agroforest (kakao-Lada) di Kelurahan Tababu, Kecamatan Tirawuta.
Rombongan Pemda Kapuas Hulu yang dipimpin Sekda, Muhammad Sukri, dan diterima oleh Wakil Bupati (Wabup) Koltim Andi Merya Nur, sekaligus menemani rombongan ini dalam peninjauan lapangan.
Dalam sambutannya, Bupati Koltim, Tony Herbiansyah yang dibacakan Wakil Bupati Andi Merya Nur diungkapkan, Koltim merupakan salah satu daerah yang masuk Kawasan Strategis nasional (KSN) Kepentingan ekonomi dan lingkungan.
Kawasan tersebut meliputi KSN Kapet, KSN Rawa Aopa Watumohai dan KSN Rawa Tinondo. Sesuai data BPS Kolaka 2015, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan menempati posisi tertinggi dalam distribusi presentase PDRB ADHB dengan nilai 46,72 persen. Dengan potensi tersebut dirumuskanlah visi Koltim 2016-2021 yakni ‘Mewujudkan Koltim Sebagai Wilayah Agrobisnis yang Unggul dan Berdaya Saing”.
Koltim sebagai DOB mempunyai luas tanaman perkebunan 81.814,27 Ha, dan merupakan urutan kedua setelah Kolaka Utara sebagai produsen biji kakao di Sultra, dengan produksi kurang lebih 31.813 ton biji kering di Tahun 2015 atau sekitar 7 persen dari total produksi nasional. Dengan luas areal kurang lebih 69.573 Ha yang melibatkan 28.445 kepala keluarga petani.
Bupati Koltim berharap, pertemuan ini dapat meningkatkan hubungan kerjasama kedua daerah. Sehigga, tujuan dan sasaran pembangunan di bidang agroforestry dan kehutanan yang merupakan skala prioritas visi dan misi Bupati dan Wakil Bupatu Koltim dalam kurun waktu 2016-2021, bisa terwujud.
Selain itu, Andy Merya Nur menambahkan, Pemkab Koltim terbuka dan senang karena Pemkab Kapuas Hulu mau belajar di Koltim. Meskipun diakuinya masih ada kekurangan soal agroforestry. “Tapi dengan segala upaya, kami akan akan senang hati memberikan dan berbagi pengalaman,” katanya menutup Sambutan Bupati.
Sementara itu, dalam samtutannya Sekda Kapuas, Muhammad Sukri menyampaikan ucapan terimakasih atas kemauan dan keterbukaan pihak Pemkab Koltim untuk berbagi cara membudidayakan tanaman lada dan kakao yang berbeda dari cara bertanaman pada umumnya.
“Kami bersukur bisa belajar lebih banyak tentang agroforestry di Koltim ini. Kami berharap, pihak Pemkab Koltim bisa memberikan ilmu dan cara bertanam yang baik,” harapnya.
Selain wakil Bupati Koltim, turut hadir Sekda Koltim Samsul Bahri Madjid bersama sejumlah Pimpinan SKPD dan puluhan petani agroforest di sekitar wilayah tersebut.