BPSPL Makassar Genjot Kelestarian Biota Bambu Laut di Sultra

  • Bagikan
Pertemuan ekspos hasil monitoring bambu laut dan penyu di Kabupaten Konawe, Sultra oleh BPSPL Makassar bersama instansi terkait di kantor Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari, Kamis (5/9/2019). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM).
Pertemuan ekspos hasil monitoring bambu laut dan penyu di Kabupaten Konawe, Sultra oleh BPSPL Makassar bersama instansi terkait di kantor Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari, Kamis (5/9/2019). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Hasil monitoring Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, Direktorat Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, populasi biota laut jenis bambu laut (Isis Hippuris) kian menurun. Olehnya perlu ada upaya khusus untuk tetap menjaga kelangsungan dan kelestariannya.

Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Konawe diketahui merupakan salah satu daerah banyak terdapat populasi bambu laut. Berdasarkan regulasi, jenis biota laut ini terlindungi secara berkala. Untuk itu, guna menjaga kelangsungannya dari aktifivitas liar perlu ada pengawasan yang ketat maupun upaya lain untuk menjaga kelangsungannya.

Kepala Seksi Pelestarian dan Pendayagunaan BPSPL Makassar, Urif Syarifudin, mengatakan bambu laut secara regulasi menurut Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan nomor 46 tahun 2014 telah ditetapkan sebagai perlindungan terbatas.

“Nah, perlindungan terbatas itu ada jangka waktunya, dari 2014 sampai dengan 2019. Jadi, di bulan Agustus ini sudah berakhir. Jadi, untuk kelanjutannya perlu ada kajian dan data yang jelas terkait populasi di alam seperti apa, sehingga regulasi yang dibuat berdasarkan data-data akurat,” kata Urif, usai kegiatan ekspos hasil monitoring bambu laut dan penyu di Kabupaten Konawe yang berlangsung di Kantor Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari, Kamis (5/9/2019).

Berdasarkan hasil penelitian, dia mengaku, sebaran bambu laut masih ada. Artinya, kata dia, di Sultra sendiri bambu laut terkonsentrasi di Konawe. Uniknya, lanjut dia, bambu laut selain habitatnya yang tersebar luas dibeberapa lokasi, ternyata bambu laut dia menempel di karang sehingga kekhawatiran saat mengeksploitasi dapat merusak terumbu karang yang ada.

“Makanya harus dikaji statusnya seperti apa. Ini betul-betul harus dijaga jangan sampai eksploitasinya dapat merusak lingkungan. Kami berharap, seluruh masyarakat dan stakeholder terkait agar memperhatikan Permen KP nomor 1 tentang mekanisme pemanfaatan jenis-jenis yang dilindungi,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sultra, Askabul Kijo, mengaku ekspos monitoring populasi bambu laut di Kabupaten Konawe, sangat menarik.

“Makanya ada respon kita untuk bikin tim dulu, bagaimana kita bicarakan supaya ada tindak lanjut di lapangan, seperti pembuatan taman bambu laut di Bokori,” cetusnya.

Sementara itu, terkait batasan pengambilan bambu laut oleh masyarakat. Pihaknya akan membicarakannya terlebih dahulu bagaimana mengintegrasikan dalam peraturan daerah sehingga masuk dalam kawasan konservasi.

“Kita kan belum rinci sekarang, kita sudah minta lokasi-lokasinya. Dari dari sisi peraturankan sudah kuat. Sekarang, masih berstatus perlindungan terbatas, kalau sudah konservasi berarti sudah masuk zona inti, tidak boleh ada aktivitas pengambilan bambu laut di daerah itu,” tutupnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan